Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Diri Siswi SMK Berdiri di Depan Sekolahnya Protes Dugaan Pungutan Liar

Kompas.com - 29/07/2019, 15:46 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Gunungsitoli, Sumatera Utara, Anaria Mendrofa (16) mengaku terpaksa meminta sumbangan agar dapat membayar uang komite yang dibebankan sekolah.

Bahkan, aksi minta sumbangan itu dia lakukan di depan sekolahnya. Tampak Ana membawa kotak sumbangan bertuliskan "aksi 1.000 koin".

Kertas lain juga dibawanya bertuliskan "Lapor!!! Pak Gubsu. Sekolah SMKN 2 Gunungsitoli
diduga adanya kutipan liar yang mengatasnamakan komite sekolah.

Ana mengatakan, tindakan itu dia lakukan karena sampai saat ini rapor nya ditahan pihak sekolah.

"Saya minta sumbangan agar bisa mengambil rapor saya yang ditahan pihak sekolah karena belum bayar uang komite," kata Anaria Mendrofa di Gunungsitoli, Jumat (26/7/2019).

Baca juga: Kisah Pilu TKW Sri Wahyuni, Diperdagangkan dan Disiksa Majikan di Arab Saudi

Menurut dia, uang komite yang belum dibayar kepada bendahara jumlahnya adalah sebesar Rp 360.000.

Ana menjelaskan, dia tidak sanggup membayar uang komite karena orangtuanya tidak punya uang dan hanya bekerja sebagai petani.

Ana berharap dia bisa dibantu agar dapat bayar uang komite dan mengambil rapornya yang hingga saat ini belum diserahkan pihak sekolah

"Bagi kami anak petani uang komite sangat memberatkan, kami berharap pemerintah menghapus peraturan terkait pemungutan uang komite," harapnya.

Baca juga: Kisah Kegigihan Penjaga Toilet Pasar hingga Akhirnya Naik Haji

Kepala SMK Negeri 2 Gunungsitoli Tedeus Ndruru membantah bahwa pihak sekolah menahan rapor siswa karena belum bayar uang komite.

Tedeus menjelaskan, rapor Anaria Mendrofa belum diserahkan karena saat penyerahan rapor Anaria Mendrofa tidak hadir ke sekolah.

"Karena dia belum hadir saat pembagian rapor, maka rapornya dibawa wali kelas ke rumah, dan bukan tidak diserahkan. Saat Anaria Mendrofa datang ke sekolah untuk mengambil rapor, tidak bisa diserahkan wali kelas karena tertinggal di rumah," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com