Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mantan Tenaga Honorer Menyulap Getah Gambir Jadi Pewarna Kain Jumputan Beromzet Jutaan

Kompas.com - 29/07/2019, 07:00 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Menjadi seorang pebisnis yang bergerak di bidang penjualan kain jumputan khas Sumatera Selatan tak pernah terlintas di pikiran Anggi Fitrilia Putri Pratama.

Sejak lulus dari Politeknik Teknologi Kimia Industri di Medan, ia hanya bekerja sebagai seorang tenaga kerja honorer di Dinas Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, pada 2013 lalu.

Selama 7 tahun menjadi tenaga honorer, Anggi pun menjadi penyuluh untuk para Industri Kecil Menengah (IKM) di Muba untuk pengolahan gambir.

Di sana, gambir digunakan untuk keperluan farmasi dan berbagai hal lainnya. Namun, di sisi lain, getah gambir sering tak digunakan, bahkan hanya menjadi limbah oleh para IKM.

Melihat banyaknya limbah getah gambir yang terbuang percuma membuat Anggi melakukan beberapa percobaan untuk menjadikan getah tersebut sebagai pewarna alami kain.

Percobaan itu berhasil. Anggi pun akhirnya mencoba peruntungan dengan menggeluti bisnis pembuatan kain jumputan khas Sumatera Selatan.

Ia pun memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan sebagai tenaga honorer.

"Saya baru resign jadi honorer sekitar empat bulan lalu, karena ingin fokus ke bisnis ini," kata Anggi kepada Kompas.com, ketika ditemui di kediamannya, Minggu (28/72019).

Anggi kini mendirikan bisnis penjualan kain yang ia beri nama "Galeri Wong Kito".

Rumahnya yang berada di kawasan Jalan Srijaya Negara, Bukit Kecil Palembang, dijadikannya sebagai tempat penjualan.

Selain itu, Ibu satu anak ini mulai aktif menjual kain jumputan dengan pewarna alami melalui media sosial.

"Sekitar 40 kain diekspor setiap bulan ke Singapura. Untuk di Indonesia, sekitar 100 kain. Kalau omzet setiap bulan sekitar Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per bulan," kata Anggi.

Proses pewarnaan kain menggunakan getah gambir pun terbilang cukup mudah. Getah gambir yang baru diambil dikumpulkan menjadi satu tempat dan dimasukkan ke dalam dandang.

Selama 1 jam, getah tersebut direbus di dalam dandang hingga akhirnya menjadi kental. Getah gambir dapat menjadi beberapa warna alami, yakni kuning, oranye, hijau pandan, hitam dan abu-abu.

Warna itu nantinya menjadi dasar pembuatan kain jumputan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com