Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karhutla Riau Bakar 20 Hektar Lahan Sawit, Api Sulit Dipadamkan Karena Minim Sumber Air

Kompas.com - 26/07/2019, 17:06 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda lahan milik dua perusahaan di wilayah Desa Sri Gemilang, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau. Kebakaran lahan gambut ini cukup besar, yang mengeluarkan asap tebal.

Kepala Manggala Agni Daops Siak Ihsan Abdillah mengatakan, kebakaran lahan terjadi di areal PT Wahana Subur Sawit Indah dan PT Gelora Sawit Makmur.

"Kalau kita lihat dari peta izinnya, lahan kedua perusahaan ini berbatasan. Api awalnya dari lahan PT Wahana Subur Sawit Indah lalu meluas ke lahan PT Gelora Sawit Makmur," sebut Ihsan pada Kompas.com, Kamis (25/7/2019).

Dia memperkirakan, luas lahan yang terbakar di kawasan perusahaan sawit itu mencapai 20 hektar.

Baca juga: Karhutla Riau Terus Meluas, Lahan Terbakar Mencapai 3.517 Hektar

"Perkiraan kita saat ini 20 hektar. Tapi tidak menutup kemungkinan akan bisa bertambah, karena api belum berhasil kita padamkan," akui Ihsan.

Meski demikian, kata dia, kepala api telah disekat untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran.

"Kita dari Tim Manggala Agni melakukan pemadaman bersama TNI, kepolisian, BPBD, masyarakat peduli api (MPA) dan perusahaan swasta. Hari ini kita pemadaman dan menyekat kepala api," sebut Ihsan.

Petugas kesulitan padamkan api

Selain tim darat, tambah dia, satu unit helikopter BNPB juga membantu water bombing. 

Lebih lanjut, Ihsan menjelaskan, kebakaran lahan perusahaan ini terjadi sejak Jumat (19/7/2019) lalu. Hingga saat ini, kebakaran sudah dilakukan sejak lima hari terakhir.

"Lahan yang terbakar ini sebagian sudah ditanam sawit, dan sebagian ada yang hendak dibuka," kata Ihsan.

Baca juga: Kabut Asap Karhutla Selimuti Kota Pekanbaru, Jarak Pandang Warga Terganggu

Dia menambahkan, kesulitan memadamkan api disebabkan beberapa faktor, seperti sumber air terbatas, cuaca panas dan kabut asap cukup parah di lokasi kebakaran.

"Sumber air terbatas, sehingga kami terpaksa sering berpindah-pindah mencari air. Tadi kita membuat embung dengan menyekat kanal," kata Ihsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com