Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Tahun Terpisah dari Keluarga, TKI asal Cirebon Tiba di Kampung Halaman

Kompas.com - 22/07/2019, 16:59 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Turini (43) tampak bingung saat turun dari mobil di kediamannya sendiri di Cirebon, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). Putrinya, Diah Ardika Sari (28), menuntun langkahnya menuju pintu masuk rumah.

Hari ini adalah hari pertama Turini kembali menginjakkan kaki di kampung halamannya, setelah 21 tahun merantau sebagai tenaga kerja wanita (TKW) atau pekerja migran Indonesia (PMI) di kawasan terpencil Riyadh, Arab Saudi.

Turini akhirnya dapat kembali memeluk tubuh Ibunya, Syiah, yang kini berusia 68 tahun. Keduanya menangisi perjumpaan pertama mereka setelah 21 tahun terpisah.

Suasana haru menyelimuti salah satu rumah di Desa Dawuan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon itu. Diah, Turini, dan Syiah terus meneteskan air mata.

Baca juga: KBRI Laporkan Majikan yang Siksa TKW Asal Aceh ke Polisi

Satu per satu tetangga juga mulai berdatangan. Mereka menyambut kehadiran Turini penuh sukacita. Mereka menghampiri Turini yang duduk di ruang tamu. Sebagian memeluk, sebagian lainnya menyalami sambil mengucapkan selamat.

"Weru beli? Masih weru beli? Masih kenal tidak?" kata para tetangga yang datang.

Turini pun menggelengkan kepalanya.

Istri dari Syamsudin (49) ini mengaku dirinya sudah tidak ingat kondisi rumahnya. Dia menyebut dirinya kehilangan jejak. Bahkan, dia mengaku tidak mengingat banyak hal di masa lampau.

"Sudah. Sudah enggak ingat. Seperti kehilangan jejak. Jadi saya sudah enggak ingat apa-apa lagi. Dan saya pulang sudah enggak ada Bapak," kata Turini sambil menangis.

Namun, Turini juga merasa sangat bahagia. Dia bersyukur dapat kembali berkumpul bersama keluarga. Dia mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan semua pihak yang membantunya hingga dapat kembali pulang ke Tanah Air.

Baca juga: Ridwan Kamil Pastikan TKW Majalengka yang 19 Tahun Ditahan Bebas dari Hukuman Mati

Diah Ardika Sari, putri pertama Turini juga menyampaikan rasa bahagianya. Dia mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo, Kementerian Luar Negeri, KBRI Riyadh, Kementerian Ketenagakerjaan serta seluruh pihak yang membantu hingga Ibunya kembali pulang ke rumah.

"Saya mengucapkan terima kasih sama Bapak Presiden Jokowi, sama semua pihak pihak yang sudah membantu kepulangan Ibu saya. Saya mengucapkan banyak terima kasih," kata Diah.

Turini menyampaikan apa yang telah dialami cukup dia jadikan sebagai pengalaman. Dia tidak ingin kembali menjadi buruh migran. Dia akan memulai hidup baru bersama keluarganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com