Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Warga Mencari Sumber Air, Buat Cerukan di Dasar Sungai yang Mengering

Kompas.com - 22/07/2019, 07:01 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Krisis air bersih akibat kekeringan yang melanda sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terus meluas.

Giliran warga Kampung Cisalak Hilir, Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Cianjur, yang kini harus merasakan dampak dari musim kemarau tersebut.

Warga terpaksa menggali dasar Kali Cisalak untuk membuat cerukan di sungai yang telah mengering sejak dua bulan terakhir itu.

Alhasil, cerukan-cerukan itu kini telah menjadi sumber air baru bagi warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci dan kakus (MCK).

Baca juga: KPU Cianjur 2 Kali Disanksi DKPP, Begini Respons KIPP Jabar

“Kondisi airnya kurang bagus, tapi mau bagaimana lagi sumur sudah tidak lagi mengeluarkan air,” kata Enung (47), warga RT 002 Kampung Cisalak Hilir, saat ditemui tengah mencuci pakaian di Kali Cisalak, Minggu (21/7/2019) petang.

Seorang warga sedang menutupi cerukan di dasar Kali Cisalak, Cibeber, Cianjur, Jawa Barat menyusul mengeringnya aliran sungai tersebut dampak kemarauKOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Seorang warga sedang menutupi cerukan di dasar Kali Cisalak, Cibeber, Cianjur, Jawa Barat menyusul mengeringnya aliran sungai tersebut dampak kemarau

Enung menyebutkan, ia bersama warga membuat beberapa cerukan di dasar sungai. Dari tiga cerukan yang telah dibuat itu, satu di antaranya ditutup dengan terpal sebagai tempat mandi.

“Asalnya di sini banyak sampah berserakan, saya sapu-sapu dulu, setelah bersih lalu digali untuk nampung air, warga dari luar kampung sini juga banyak yang ngambil air ke sini,” tutur dia.

Warga lain, Sunarti (32) menyebutkan, cerukan yang dibuat warga kini menjadi sumber air andalan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.

Biasanya, warga melakukan aktivitas mandi dan mencuci di pagi hari dan petang menjelang malam. Warga juga mengangkut air ke rumah untuk kebutuhan air di malam hari.

“Kemarin cuma keruh saja, tapi sekarang airnya agak bau. Harus ditamper (didiamkan) dulu,” ucap dia.

Baca juga: Kekeringan, Warga Gunakan Air Kubangan untuk Cuci Beras dan Mandi

Ketua RW setempat, Yusup Cucun (63) menyebutkan, ada empat titik lokasi cerukan di sepanjang Kali Cisalak yang dibuat warga.

Selain menggali dasar sungai, warga juga membuat kubangan dengan cara membendung aliran air sungai yang tersisa dengan karung-karung pasir.

Seorang warga di Desa Cisalak, Kec. Cibeber, Kab. Cianjur, Jawa Barat tengah memanfaatkan air cerukan Kali Cisalak untuk kebutuhan mencuci, Minggu (21/072019) menyusul krisis air di wilayah tersebut sejak dua bulan terakhir. KOMPAS.com/Firman Taufiqurrahman Seorang warga di Desa Cisalak, Kec. Cibeber, Kab. Cianjur, Jawa Barat tengah memanfaatkan air cerukan Kali Cisalak untuk kebutuhan mencuci, Minggu (21/072019) menyusul krisis air di wilayah tersebut sejak dua bulan terakhir.

“Kondisi airnya berbeda-beda, kalau di sini lumayan lah, tidak terlalu kotor dan tidak bau, tapi kalau di tempat lain karena masih banyak sampah jadinya ngaruh ke air, agak bau,” ucap dia.

Saat ini, cerukan dan kubangan di Kali Cisalak menjadi sumber air warga. Ia bersama beberapa warga pun berinisiatif untuk menyewa mesin pompa agar bisa menyedot air lebih besar lagi.

“Kami swadaya untuk sewa dan beli bahan bakarnya. Air kami sedot ke kolam mesjid, dan warga MCK-nya di sana. Jadi, kubangan ini untuk sumber saja. Tapi, tidak bisa nyedot setiap hari karena kondisi air di kubangannya juga sudah mau habis,” terang Yusup.

Baca juga: Kekeringan, Warga Rela Berjalan Bolak balik Menyedot Air dengan Mulut

Yusup menyebutkan, krisis air bersih wilayahnya itu mulai dirasakan warga sejak tanggul irigasi Sungai Cikondang jebol Januari lalu.

"Air sudah tidak lagi masuk ke kali ini dan sekarang diperparah dengan kemarau, hujan sudah dua bulan lebih tidak turun. Praktis, warga sudah tidak punya lagi sumber air, di sumur juga pada kering,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com