Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sang Juru Foto Telaga Sarangan dan Keanggotaan Senilai Rp 60 Juta

Kompas.com - 21/07/2019, 07:15 WIB
Sukoco,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com - Hari masih terlalu pagi dan suhu udara di Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, begitu dingin ketika Parmanto (54) terlihat sibuk mengarahkan bidikan kameranya ke pasangan wisatawan yang berpose di atas perahu.

Pemandangan telaga sebenarnya tak begitu bagus, karena sejak semalam, kabut tebal turun menyelimuti telaga.

Beberapa kali bapak dua anak yang telah 31 tahun mengabadikan pemadangan di Telaga Sarangan tersebut berpindah posisi dan mengabadikan pose pelanggannya. Dia kemudian menunjukkan hasil jepretannya kepada pelanggan, untuk dipilih dan dicetak.

“Satu lembar foto tarifnya hanya Rp 10.000.  Yang dibayar yang dicetak saja,” ujar Parmanto saat ditemui, Sabtu (20/7/2019).

Setelah disepakati berapa foto yang akan dicetak, Parmanto berlari ke arah sepeda motor yang diparkir tak jauh dari pinggir telaga. Dia membuka tas besar yang diletakkan di jok belakang motornya.

Tas tersebut berisi printer kecil. Setelah memindahkan kartu memori dari kameranya, tak beberapa lama 2 lembar foto telah tercetak.

Begitulah aktifitas Parmanto sebagai fotografer amatir yang dijalani selama 31 tahun terakhir di pinggir Telaga Sarangan. Biasanya, dia berangkat sekitar pukul 06:30 WIB.

Saat pagi hari, dia berharap tamu dari hotel yang akan pulang menggunakan jasanya berfoto dengan latar belakang Telaga Sarangan. Para tamu biasanya berfoto sebelum meninggalkan wilayah kaki Gunung Lawu tersebut.

Baca juga: Cerita Adilta, Merintis Usaha di Balik Musik Cadas Kota Medan

Penuhi kebutuhan hidup

Parmanto tak khawatir kehilangan pekerjaan, karena saat ini setiap ponsel telah dilengkapi dengan kamera. Parmanto hanya meyakini bahwa siapapun yang rajin, pasti akan mendapat hasil yang baik.

Jika sedang ramai, Parmanto mengaku bisa mendapat untung dari 100 lembar foto yang dicetak dalam sehari. Namun, terkadang hasilnya tak sesuai harapan.

Hari ini misalnya. Kabut tebal menyelimuti telaga. Bahkan, saking tebalnya kabut, jarak pandang tak lebih dari 10 meter. Hingga pukul 10.00 WIB, Parmanto baru mendapat 20 lembar foto.

“Paling sepi di sini masih bisa mendapat 25 lembar foto,” kata Parmanto.

Meski tak selalu ramai, hasil dari bekerja sebagai fotografer amatir tersebut dirasa lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membiayai sekolah kedua anaknya.

“Satu sudah kerja di Jepang, satu masih sekolah di STM. Dari kerja begini Alhamdulillah cukup untuk keluarga,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com