Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Brigadir Dian, Polisi dengan Tubuh Lumpuh Separuh: Meski Sulit, Tetap Layani Masyarakat Sepenuh Hati (1)

Kompas.com - 15/07/2019, 09:41 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

BANJARNEGARA, KOMPAS.com - "Situasi aman terkendali, Brigadir Dian melaporkan."

Demikian suara melalui radio komunikasi di meja sudut kantor Polsek Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sambil duduk di balik meja, Brigadir Dian Wijayanto (32) dengan sigap menjawab dan melaporkan situasi terkini di wilayahnya melalui radio komunikasi. Masyarakat yang datang ke mapolsek pun dilayani dengan senyum ramahnya.

Jika dilihat sekilas, tidak ada yang aneh pada aktivitas Brigadir Dian, anggota Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Purwanegara yang sedang bertugas piket, pagi itu.

Baca juga: Disebut Biadab di Media Sosial, Bupati Aceh Tengah Lapor Polisi

Namun, ketika bangun dari tempat duduknya untuk berjalan menuju ruangan, Brigadir Dian tampak kesulitan. Tubuh bagian kirinya mulai dari tangan dan kaki terlihat sulit digerakkan.

Brigadir Dian mengatakan, tubuh bagian kirinya tidak dapat digerakkan seusai mengalami kecelakaan lalu lintas pada 2009 silam. Sepulang bertugas, sepeda motor yang ditunggangi tertabrak mobil.

"Pulang dinas dari Polsek Batur waktu itu, rencana sore mau berangkat lagi, tapi terjadi kecelakaan, waktu itu puasa terakhir. Di tikungan ada mobil nyalip dan menabrak saya," kata Dian mengenang kejadian yang menimpanya di mapolsek, Sabtu (13/7/2019).

Akibatnya kedua tulang kaki dan lengan kanannya patah. Dian juga mengalami pendarahan pada kepalanya. Lima hari Dian harus berjuang melewati masa kritis di rumah sakit.

"Setelah pulih, tangan kiri dan kaki kiri jadi kaku. Katanya akibat pendarahan di kepala. Saat itu penanganan terlambat, karena saya koma selama lima hari. Setelah itu saya harus menjalani fisioterapi, kayak orang habis stroke," ujar Dian.

Baca juga: Viral Video Keributan di Dekat Rumah Mode Bandung, Polisi Benarkan Ada Pelemparan

Dian mengaku sempat putus asa ketika dokter memvonis tidak dapat disembuhkan. Karir di korps cokelat yang saat itu baru dirintis selama tiga tahun dan dicita-citakan sejak kecil jadi pertaruhan.

Atas kebijakan pimpinannya, pada 2011 bapak dua anak ini akhirnya dimutasi ke Polsek Purwanegara yang tak terlalu jauh dari rumahnya di Desa Pucung Bedug, Kecamatan Purwanegara.

Setiap hari, Dian harus diantar jemput oleh saudaranya untuk berangkat dan pulang kantor. Setelah menikah, istrinya Enggar Puji Lestari (29) yang setia setiap hari antar jemput.

Namun, sejak setahun terakhir, Dian dapat berangkat dan pulang kerja dengan sepeda motor modifikasi pemberian pimpinannya.

Sepeda motor bebek dengan roda tambahan itu sangat membantu mobilitas Dian yang juga sebagai Bhabinkamtimbas ini.

"Pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan, saya keliling ke desa melakukan sambang ke warga, tokoh masyarakat. Saya juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat, hadir di pertemuan RT," kata Dian.

Di tengah keterbatasannya, setiap pagi Dian juga bertugas mengatur lalu lintas di sekolah.

Selebihnya, Dian bertugas di kantor mengurus administrasi dan memberi pelayanan kepada masyarakat.

"Walaupun aktivitas belum maksimal, tapi pelayanan kepada masyarakat harus maksimal. Meskipun keadaan seperti ini bukan berarti tidak bisa melayani masyarakat, bukan alasan untuk menghambat aktivitas," ujar Dian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com