Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasha, Anak Keluarga Miskin yang Ditolak di SMP Negeri, Akhirnya Bisa Bersekolah

Kompas.com - 14/07/2019, 19:59 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Pasha Pratama (12), anak tidak mampu dari Padukuhan Bulu, RT 05 RW 14, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta, akhirnya bisa bersekolah.

"Alhamdulillah, akhirnya Pasha akan bersekolah di SMP Ekakapti Karangmojo. Untuk sementara diantar jemput nanti kami akan sediakan," kata Kepala Disdikpora Gunungkidul Bahron Rosyid melalui melalui pesan singkat, Minggu (14/7/2019).

Baca juga: Cerita Pasha, Anak Keluarga Miskin Ditolak di SMP Negeri, Terlanjur Beli Alat Sekolah hingga Mengurung Diri di Kamar

Agar bisa berangkat ke sekolah, salah satu donatur yang merupakan seorang dosen farmasi UGM akan memberikan sepeda listrik untuk Pasha. 

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul juga akan menyiapkan transportasi Pasha ke sekolah. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 5 km.

Upaya itu dilakukan Disdikpora bersama pemerintah Desa Bejiharjo agar Pasha tetap bisa bersekolah.

Alasan tak masuk SMPN 2

Bahron menjelaskan, ada sejumlah alasan mengapa Pasha tidak bisa bersekolah.

Bahron menilai permasalahan Pasha itu tidak masalah zonasi, tapi masalah kemiskinan, dimana orangtuanya yang tidak bisa membiayai ke sekolah yang lebih jauh.

Sedangkan alasan Pasha tidak diterima di SMPN 2 Karangmojo yang dekat dengan rumahnya, karena umur Pasha lebih muda tiga hari daripada pendaftar lainnya.

"Alasannya karena umur, misal ada satu murid yang lahir pada tanggal 1 April dan satunya 2 April pada tahun yang sama, maka yang diterima yang lahir 1 april," katanya.

Baca juga: Kisah Tukang Bakso Keliling Naik Haji Setelah 41 Tahun Menabung

Tidak hanya Pasha yang gagal masuk ke SMPN 2 Karangmojo. Ada sekitar 52 siswa yang tidak diterima. 

Sebelumnya diberitakan Kompas.com , Pasha, anak dari keluarga tidak mampu, tidak bisa melanjutkan sekolah.

Pasha sempat mendaftar di SMPN 2 Karangmojo, tapi tidak diterima. Salah satu alasan memilih sekolah itu karena jarak yang dekatm, berkisa 2 km.

Kondisi ekonomi membuat Pasha sulit mendaftar di sekolah yang jaraknya jauh. Bapaknya, Sugeng mengalami gangguan kejiwaan, sedangkan kakek, neneknya, dan Ibunya sudah meninggal sejak dirinya duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. 

Awalanya, bermodalkan nilai 15,83 dan jarak ke sekolah yang kurang lebih hanya sekitar 2 km, Pasha percaya diri dengan pilihannya.

Apalagi beberapa temannya yang memiliki nilai di bawah dirinya pun mendaftar di sekolah yang sama.

Namun, harapan besar itu runtuh ketika pengumuman Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Namanya tidak ada dalam daftar yang diterima.

"Saya cari nama saya di papan pengumuman kok tidak ada, ternyata saya tidak diterima dan itu rasanya sedih sekali. Tapi teman saya yang nilainya lebih rendah dan rumahnya lebih jauh (dari SMP N 2 Karangmojo) malah keterima. Itu yang membuat saya kecewa, padahal nilai saya tidak begitu buruk yaitu 15,83 dan teman saya yang nilainya 13 malah keterima," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com