Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helikopter yang Jatuh di Lombok Tengah Berpenumpang 3 WNA

Kompas.com - 14/07/2019, 17:28 WIB
Karnia Septia,
Krisiandi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com- Sebuah Helikopter jatuh di Dusun Gilik, Desa Kawo, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (14/7/2019) pukul 14.30 WITA.

Kabid Humas Polda NTB Kombes Purnama dalam keterangan tertulis menyebutkan, pesawat yang terjatuh merupakan Type Pesawat  Helicopter Bell-206L4/PK - CDV dengan rute Unggasan-Lop-Labuan Bajo-Lop-Unggasan.

Helikopter tersebut diterbangkan Pilot Kustiyadi asal Indonesia dan membawa tiga penumpang warga negara asing (WNA) atas nama Lukamarie asal Jerman, Nicholas Alexander dari Inggris, Donoso Lillo, warga negara Chile.

Purnama menjelaskan, kronologis jatuhnya heli berawal pada pukul 14.30 WITA saat pesawat sipil Unschedule dengan Type Helicopter Helicopter Bell- 206L4 beriringan dengan pesawat sipil Unschedule Type Helicopter Bell- 206L4 terbang dari Labuan Bajo-Lombok International Airport akan melaksanakan landing di Lombok International Airport.

"Pukul 14.40 WITA pesawat sipil Unschedule Type Helicopter Bell- 206L4 terakhir kontak tower," terang Purnama seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu.

Baca juga: Helikopter Jatuh di Sawah di Lombok Tengah

Tak berselang lama, kendaraan utility dan Ambulance tiba di lokasi untuk mengevakuasi penumpang dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Praya.

Kapolres Loteng, Danramil Pujut, anggota Basarnas beserta dari Angkasa Pura I Lombok International Airport tiba di lokasi di lanjutkan dengan investigasi di lapangan.

Kompas TV Para petani garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat gelisah. Niat memetik jerih payah panen tinggalah angan-angan. Hingga saat ini harga garam rakyat terasa hambar dan terus menukik tajam. Petani hanya bisa menjualnya senilai Rp 300 per kilogram. Kondisi bakal lebih buruk saat panen raya tiba 3 bulan mendatang jika kondisi ini dibiarkan berlarut. Petani memperkirakan harga garam akan menyentuh seratus rupiah per kilogram. Padahal idealnya petani mengharapkan garam laku Rp 1.000 per kilogram. Harga yang setimpal untuk modal sekaligus laba. #HargaGaram #PetaniGaram #Cirebon
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com