Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkit dari Situasi Sulit, Ini yang Dilakukan Penyintas Bencana di Sigi

Kompas.com - 13/07/2019, 12:24 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SIGI, KOMPAS.com - Hunian  Sementara atau Huntara Ranggulalo di Jalan Pramuka, Kecamatan Sigi Biromaru, Sigi, Sulawesi Tengah tampak ramai.

Kendaraan hilir mudik keluar masuk lokasi pengungsian tersebut. Sementara di pinggir jalan beraspal, beberapa lapak jualan warga para penyintas berdiri dekat lokasi huntara.

Salah seorang pelapak adalah Budi (30). Pria lajang ini berjualan berbagai kebutuhan dapur, seperti lcabai, tomat, bawang putih, dan sejumlah kebutuhan lainnya.

Budi mengaku berjualan kebutuhan dapur setelah seminggu pascagempa. Sebelumnya ia adalah penjual bunga hias di pasar tradisional Biromaru.

Jenis bunga yang dijualnya bervariasi, ada bunga puring, pakis nanas, pakis haji dan sejumlah bunga hias lainnnya. Harganya berkisar dari Rp 25.000 hingga Rp 300.000, tergantung dari besar kecilnya bunga.

Baca juga: 1.443 Warga Mengungsi Akibat Banjir Bandang di Sigi

 

Namun, saat bencana alam terjadi 28 September 2018 silam, ratusan bunga miliknya hilang ditelan bumi.

"Tempat jualanku itu tanahnya jadi lembek dan berlumpur begitu. Saya punya bunga yang ditanam di pot atau di polibag masuk semua ke dalam", kata Budi, Sabtu (13/7/2019).

Dari ratusan bunga dagangannya, hanya beberapa  saja yang tidak tertelan lumpur.

Beberapa bunga itu kini dipajang di depan teras papan Huntara Ranggulalo. Jika ada yang berniat membeli bunganya, dengan senang hati ia akan melayani.

Beberapa hari pasca bencana, Budi akhirnya menjadi pengangguran. Tak ada lagi uang di kantongnya.  

Dompet yang berisi sejumlah kartu penting seperti Kartu Tanda Penduduk dan sejumlah uang turut tenggelam bersama bunga- bunga hias lainnya. Akhirnya budi pasrah.

Baca juga: 4 Fakta Baru Gempa Sulteng, Sigi Diterjang Banjir Lumpur hingga Nasib Ijazah IAIN Palu

Modal usaha

Hingga suatu hari temannya bernama Ade Imran mengajaknya mencari ikan di kolam.

Ya, di Kabupaten Sigi, matapencaharian masyarakatnya rata-rata adalah bertani dan memelihara ikan air tawar. Kebetulan pascabencana banyak kolam ikan yang akhirnya jebol.

"Jadi dia ajak saya cari ikan. Kata kawanku pemiliknya mau memberikan ikan-ikan itu ke pengungsi dan kami nanti dia kasih ikan juga," ujar Budi.

Nah, dari pekerjaan itu, Budi dan Ade menerima bayaran satu karung berisi ikan mas maupun ikan mujair.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com