Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ada Cerita Orang Batak di Danau Toba Galak-galak, Ternyata..."

Kompas.com - 13/07/2019, 09:03 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Setelah menyelesaikan Ekspedisi Kayak Pelajar 2019 di Danau Toba, tim ekspedisi Udara, Rimba dan Laut (URal) SMA 28 Jakarta menemui Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah di rumah dinasnya di Jalan Tengku Daud, Kota Medan.

Kepada Musa, keenam kayakers URal yang terdiri dari Agri Nurfajri, Nur Aliya Sabira, Aryadieni Farah Ayu Santoso, Rafif Ibrahim, Fahmi, Muhammad Gibran dan Landung Yudanto menceritakan pengalamannya.

Mengitari lingkar dalam Danau Toba sejauh 135 kilometer mulai 2 sampai 9 Juli 2019 dengan kayak membuat mereka begitu terpesona dengan keindahan danau vulkanik terbesar dunia ini.
 
Selama seminggu, selain bermain air, mereka juga menyinggahi beberapa tempat seputaran danau seperti pelabuhan ferry Tomok, Onan Runggu lalu ke Kecamatan Palipi, Polres Kabupaten Samosir, dan Pantai Batu Hoda. 
 
"Mengitari lingkar dalam Danau Toba selama satu minggu, yang kami dapati cuma pemandangan yang begitu indah. Bayangkan, kita di tengah danau yang luas lihat kiri dan kanannya tebing-tebing indah. Ini pengalaman yang sangat luar biasa," kata Ketua Ekspedisi Agri Nurfajri tak bisa menyembunyikan kekagumannya, Jumat (12/7/2019).
 
 
Mereka memilih Danau Toba untuk ekspedisi tahun ini karena peduli dengan danau yang beberapa waktu lalu mendapat musibah karamnya KM Sinar Bangun, tragedi yang menelan 197 korban jiwa.
 
Bukan hanya itu, banyak cerita-cerita sumbang di luar Sumut tentang Danau Toba yang ingin mereka buktikan kebenaran.
 
"Ekspedisi ini ingin memastikan Danau Toba aman. Kami saja dengan kayak, masih SMA bisa mengelilinginya. Ada juga cerita orang Batak di Danau Toba galak-galak, ternyata yang kami temui mereka ramah-ramah," kata Agri. 
 
"Mereka menjamu kami dengan sangat baik. Memang ada segelintir yang masih kurang peduli dengan kebersihan, kami sembari berkayak juga memungut sampah yang ada di danau," tuturnya.

Bawa kayak dari Jakarta

Saleh Alatas selaku pembina mengatakan, kayak dipilih karena Danau Toba harusnya bisa menjadi tempat yang sangat cocok untuk olahraga ini.
 
Alasannya, karena memiliki garis pantai panjang, pemandangan indah, dan air yang tidak terlalu berombak. Sayangnya, untuk saat ini sulit mendapatkan kayak, timnya harus membawa kayak sendiri dari Jakarta. 
 
 
"Olahraga kayak sedang digandrungi, Danau Toba tempat yang sangat cocok untuk kayak. Banyak tempat-tempat yang sangat layak dikunjungi dan susah diakses dari darat, jadi kayak sangat cocok," kata Saleh.
 
Pembina lain, Nila Kusumawardani menambahkan, kayak bisa menjadi transportasi alternatif untuk masyarakat atau wisatawan yang berkunjung.
 
Selain itu, olahraga ini menjadi indikator Danau Toba aman dikunjungi dengan syarat standar keselamatan dipenuhi. 
 
Selain tim kayak, URal juga datang bersama tim Sosiologi Pedesaan yang terdiri dari Kayten Sadewo, Safira Diva Syaharani, dan Rakha Ayu Rengganis.
 
Tim ini bertugas mempelajari budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat. Ada juga tim pendukung sebanyak empat orang yang bertugas untuk kelancaran ekspedisi ini.
 
 
Musa sangat mengapresiasi kegiatan URal dan berterima kasih telah mempromosikan dan peduli dengan Danau Toba.
 
Dari pengalaman yang diceritakan, dia mendapat beberapa masukan untuk ditindaklanjuti supaya Danau Toba semakin baik.
 
Untungnya pasti untuk Sumut, wisatawan semakin banyak yang datang sehingga pendapatan masyarakat juga meningkat. 
 
"Mari sama-sama kita jaga Danau Toba untuk kebaikan kita bersama. Bayangkan, orang dari luar saja peduli dengan Danau Toba, kita masyarakat Sumut harusnya lebih sadar,” kata Musa.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com