Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Polisi Sulit Ungkap Pembunuhan Wanita Hamil di Kebun Cokelat

Kompas.com - 09/07/2019, 15:01 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Kepolisian Pulau Buru, Maluku, hingga kini belum bisa mengungkap motif dan pelaku pembunuhan, Sania, wanita hamil yang ditemukan tewas di kebun cokelat di Desa Waekarta, Kecamatan Waeapo pada 19 Juni 2019 lalu.

Meski telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa lebih dari lima orang saksi, kasus kematian Sania sampai saat ini masih menjadi misteri.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Pulau Buru Ipda Dede Syamsi Rifai mengatakan, sulitnya pengungkapan karena pelaku tidak meninggalkan jejak apapun saat menghabisi korban di kebun cokelat tersebut.

“Waktu penemuan mayat itu, tidak ada barang bukti yang mengarah kepada siapa pelakunya. Jadi pelaku tidak meningalkan jejaknya sama sekali, itu kendalanya,” kata Dede saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/7/2019).

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Pelaku yang Diduga Bunuh Wanita Hamil di Kebun Cokelat

Meski begitu, Dede mengatakan, saat ini pihaknya telah mengidentifikasi sejumlah orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan wanita tersebut. Hanya saja, karena belum memiliki cukup bukti, maka polisi belum dapat memastikan siapa pelakunya.

“Kami masih mendalami, yang jelas ada orang-orang yang sudah kami identifikasi sebagai terduga pelaku,” ujar Dede.

Baca juga: Jenazah Wanita Hamil di Kebun Cokelat Merupakan Korban Pembunuhan

Selain itu, menurut Dede, polisi juga terus melakukan pendekatan dengan pihak keluarga korban untuk mengorek sebanyak mungkin informasi tentang korban.

Sania ditemukan tewas di kebun cokelat di Desa Waekarta, oleh seorang peternak yang saat itu sedang mencari pakan ternak di hutan desa tersebut. Korban ditemukan dengan sepeda motornya di kebun cokelat tersebut.

Korban yang ditemukan dalam posisi tengkurap itu diduga telah meninggal dunia sejak beberapa hari. Polisi memastikan korban tewas karena dibunuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com