Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Perusakan Gereja Katolik St Yoseph, Denpasar

Kompas.com - 09/07/2019, 14:07 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Keuskupan Denpasar melalui Komisi Sosial (Komsos) menyampaikan pernyataan resmi berkaitan dengan peristiwa perusakan Gereja Katolik St Yoseph, Kepundung, Denpasar, pada Selasa (8/7/2019).

Dalam pernyataan tersebut disampaikan kronologis perusakan gereja tersebut.

Adapun kronologid kejadian adalah sebagai berikut:

1. Saat kejadian pastor paroki Romo Yan Madia berada di kantor soverdi yang juga terletak di Jalan Kepundung (sekitar 200 meter ke utara gereja).

Baca juga: Pelaku Perusakan Gereja di Denpasar Sering Datang untuk Berdoa

2. Pastor paroki mendapatkan informasi peristiwa perusakan melalui WhatsApp dari seorang umat. Saat itu juga sekitar jam 10.05 Wita, pastor paroki langsung menuju ke gereja.

3. Sesampainya di gereja, Romo Yan langsung bertemu dan bertanya kepada koster (pembantu/pegawai gereja) bernama Kristo, yang saat kejadian sedang membersihkan ruangan gereja.

4. Menurut penuturan Kristo kepada Romo Yan, sekitar jam 09.00 Wita ada sepasang suami istri datang ke gereja untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, tiba-tiba pelaku (suami) mengamuk, lalu istrinya mencoba menahan, tetapi pelaku justru membanting istrinya.

5. Kristo yang sedang menyapu di salah satu ruangan mencoba juga untuk menahan tetapi pelaku mengancamnya dengan memegang sebuah tongkat. Dia terus mengamuk dengan merusak beberapa hiasan bunga dalam gereja, juga merusak dua buah patung malaikat serta lilin-lilin.

Baca juga: Seorang Pria Melakukan Perusakan di Gereja Katolik St Yoseph, Denpasar

6. Kristo kemudian keluar gereja meminta bantuan tetangga (penjual) di kiri kanan gereja. Di saat bersamaan 3 orang polisi patroli sedang lewat di jalan kepundung, lalu seorang ibu (tetangga) sebelah kanan gereja langsung menyetop petugas tersebut dan melaporkan ada orang yang mengamuk dalam gereja.

7. Polisi masuk, dan pelaku sempat menantang polisi, tetapi berhasil dilumpuhkan dengn memborgol pelaku.

Romo Yan menduga, pelaku mengalami stres. "Tetapi hal ini masih perlu penyelidikan lebih lanjut," kata Romo Yan, dalam pernyataannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com