Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjaga Malam, Kepanasan di Toilet Saat Pabrik Kebakaran

Kompas.com - 09/07/2019, 11:48 WIB
Dewantoro,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

DELI SERDANG, KOMPAS.com - Anton Irawan (53), masih gemetaran ketika menceritakan awal mula kebakaran di pabrik busa tanpa plank di Dusun Dua A, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa pagi (9/7/2019).

Anton yang bekerja sebagai petugas jaga malam di pabrik tersebut berulangkali mengucap syukur karena berhasil menyelamatkan diri dari kobaran api.

Kepada Kompas.com, Anton mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Anton yang sedang sakit perut kemudian masuk ke toilet.

Saat itu, dia merasakan suhu udara di sekitarnya bertambah panas. Anton yang mulai berjaga sejak Senin sore, melihat api sudah menyala dari bagian tengah pabrik.

Anton yang waktu kerjanya hanya tinggal beberapa jam lagi menjadi panik dan berusaha keluar dari pintu kecil di bagian samping atau sekitar 20 meter dari pintu utama.

Menurut Anton, sesaat setelah dia berhasil keluar, atap seng di dekat pintu runtuh.

"Kalau tidak cepat-cepat keluar tadi, bisa terpanggang saya di dalam," kata Anton.

Baca juga: Cerita Dua Penderita Katarak Bertahan Hidup dalam Keterbatasan

Setelah berhasil keluar, warga di sekitar sudah mulai berdatangan. Sebagian dari mereka mengambil air dan berusaha memadamkan api.

Sekitar 30 menit kemudian, api dari bagian tengah semakin menjalar ke bagian depan pabrik yang dijadikan sebagai pintu masuk dan keluar barang.

Suara ledakan dari dalam terdengar berkali-kali. Pria yang baru setahun berjaga malam di pabrik ini mengaku tidak tahu penyebab kebakaran. Kejadian begitu cepat, sampai-sampai Anton tidak sempat menyelamatkan apapun.

Biasanya, menurut Anton, dia pulang pukul 08.00 WIB. Pekerja pabrik yang berjumlah sekitar 50 orang, terdiri dari laki-laki dan perempuan, biasanya mulai berdatangan pada pukul 08.00 pagi

"Pabrik ini Minggu aja yang libur. Kerjanya dari pagi sampai sore. Pemilik pabrik jarang sekali datang, tapi ada orang kantor yang di sini," kata Anton.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Labuhan Deli B Pohan mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab terjadinya kebakaran dan nilai kerugian. Mengenai tidak adanya plank pabrik, menurut dia, hal tersebut akan didalami.

"Kami sekarang masih melakukan penyelidikan apa penyebabnya. Soal tak ada plank, itu mungkin ke Disnaker," kata Pohan.

Saat ini, petugas sudah memasang garis polisi di pintu masuk pabrik. Mobil pemadam kebakaran baru saja meninggalkan lokasi.

Baca juga: Cerita Hanif Ingin Kuliah Jurusan Informatika untuk Kembangkan Kemampuan Pemograman

Sebagai gambaran, lokasi pabrik ini bersebelahan langsung dengan pemukiman warga, penjual kayu dan juga pemakaman warga.

Saat ini, dinding beton pabrik masih panas dan daun-daun pohon di sekitar pabrik juga mengering akibat tersulut api. Di dalam pabrik, tiang-tiang besi dan atapnya tampak melengkung dan runtuh.

Di antara puing-puing yang terbakar, tampak ada tiga mobil pick up yang terbakar hingga berupa rongsokan.

"Habis lah pokoknya. Besi pun melengkung, apalagi orang kalau di dalam," ujar Wati, seorang saksi mata. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com