Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Hanif Ingin Kuliah Jurusan Informatika untuk Kembangkan Kemampuan Pemograman

Kompas.com - 08/07/2019, 12:09 WIB
Hamzah Arfah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Hanif Arroisi Mukhlis (18), berkeinginan melanjutkan pendidikannya hingga ke bangku kuliah.

Anak sulung dari pasangan Ahmad Mukhlis (46) dan Anik Lutfiyah (42), warga Jalan Pati, Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, ingin menekuni pendidikan jurusan Informatika.

Hanif merupakan remaja berbakat yang kini bersama ayahnya mampu menciptakan jam digital dengan omzet jutaan rupiah. 

"Ini masih cari-cari untuk kuliahnya. Kemarin sih sudah sempat ikut SBMPTN dan juga dapat panggilan tes di UGM (Universitas Gajah Mada). Kalau saya pribadi memang ingin melanjutkan kuliah jurusan informatika supaya kemampuan bisa semakin terasah," ujar Hanif kepada Kompas.com, Sabtu (6/7/2019).

Hanif berkeinginan dengan diterima di salah satu universitas negeri jurusan informatika, membuat bakat yang dimiliki di bidang pemrograman dapat lebih berkembang. Dia juga berkeinginan agar bisa lebih banyak membuat karya.

Baca juga: Baru Lulus SMA, Remaja Ini Kuasai Pemrograman hingga Raih Omzet Puluhan Juta Rupiah

Namun, siapa yang menyangka, Hanif sempat menjalani proses pendidikan yang berliku.

Sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Hanif terlihat biasa seperti anak pada umumnya. Sewaktu SMP, Hanif kurang srek saat menempuh pendidikan di salah satu pondok pesantren yang ada di Malang, yang membuat dirinya kemudian menempuh homeschooling.

"Saat itu saya memang homeschooling, usai sempat nggak kerasan di pondok pesantren," kata dia.

Homeschooling yang dilakoni rupanya membawa berkah tersendiri bagi Hanif dan keluarga. Dengan homeschooling, Hanif lebih dekat dengan komputer, dan seakan menemukan bakat alami yang dimiliki, terutama dalam hal pemrograman.

"Belajar dari internet (cara pemrograman) dan saya coba aplikasikan. Enggak langsung berhasil memang, tapi dengan usaha, lama-lama akhirnya berhasil," ucap dia.

Baca juga: Kisah Warga Gunungkidul Berbagi dengan Hewan Ternak karena Sulitnya Dapatkan Air Bersih

Pendidikan

Sebagai orangtua, pasangan Ahmad Mukhlis dan Anik Lutfiyah sempat sedih ketika Hanif memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. hanif hanya bertahan enam bulan.

"Akhirnya kami berdua (dengan suami) memutuskan homescooling untuk Hanif. Karena kami memahami, mungkin saja Hanif waktu itu tidak bisa leluasa menggunakan komputer karena di pondok pesantren, dan sedikit masalah yang membuatnya tidak betah untuk tinggal lagi di pondok pesantren," ujar Anik, saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/7/2019).

Namun, tak ada yang menduga pilihan untuk homeschooling mengubah kisah hidup anak sulung dari lima bersaudara tersebut.

"Awalnya memang sempat berpikir canggung karena Hanif harus homeschooling, tapi mau bagaimana lagi daripada dia tidak memiliki ijazah dan tidak sekolah. Sebab di Indonesia ini kan, standar sekolah masih ditentukan oleh ijazah," terangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com