Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan di Karawang, Warga Gali Sumur di Sungai dan Ambil Air Pukul 2 Dini Hari

Kompas.com - 05/07/2019, 05:30 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Arman (63) berjalan dari rumahnya membawa ember kosong ke sumur yang dibuat dengan menggali lubang di sungai yang mengering, untuk mengambil air.

Maklum, sudah dua bulan sejak kemarau melanda, warga Kampung Cibenda, Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, kekurangan air. Kampung ini terletak di belakang Kawasan Industri Mitra (KIM) Karawang.

Setiap hari, Arman dan istrinya harus mengambil air di Sungai Cikirijing yang mengering untuk kebutuhan sehari-sehari.

"Sekarang masih ada, entah dua bulan lagi masih ada atau nggak," kata Arman ditemui Kompas.com, Kamis (4/7/2019) sore.

Di sungai dekat rumahnya itu, ada sekitar tujuh sumur yang dipergunakan sekitar 50 warga. Setiap hari, warga bergantian mengambil air di sumur galian itu.

"Ada yang mengambil jam 2 dini hari dan jam 4 pagi. Ada juga yang siang menjelang sore. Tapi kalau siang paling seember dua ember," katanya.

Baca juga: Ini 3 Langkah Ridwan Kamil Antisipasi Kekeringan di Jabar

Makin hari, kata dia, sumur harus digali lebih dalam untuk mendapatkan air. Paling dalam digali hingga 1,5 meter.

Jika air sudah habis di sumur galian di sungai, warga terpaksa mengambil air di Kalimalang, yang jaraknya sekitar 3 kilometer, untuk kebutuhan mandi dan cuci. Sementara untuk memasak membeli air galon.

"Jika air di sini habis, yang punya motor mengambil di Kalimalang. (Itu) yang punya motor, yang tidak punya, ya jalan," katanya.

Jika pun membeli air, warga harus mengeluarkan uang lebih. Sebab, untuk pemenuhan sehari-hari membutuhkan sekitar 10 jerigen, dengan satu jerigen sekitar Rp 6.000.

"Bantuan air bersih belum juga ada," katanya.

Selain bantuan air bersih, Arman berharap ada solusi jangka panjang, seperti sumur bor.

"Tentu saja ingin ada bantuan sumur," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Asep Wahyu mengatakan, kekeringan di Karawang mengancam 14 desa di tiga kecamatan, yakni tujuh desa di Kecamatan Tegalwaru, enam desa di Kecamatan Pangkalan, dan satu desa Kecamatan Ciampel.

"Total jiwa yang terancam kekeringan itu mencapai 22.755 jiwa," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com