Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Langkah Ridwan Kamil Antisipasi Kekeringan di Jabar

Kompas.com - 04/07/2019, 08:31 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki sejumlah strategi untuk mengantisipasi panjangnya musim kemarau dan dampak kekeringan yang ditimbulkannya.

Ia juga memerintahkan para kepala daerah untuk bersama-sama mengantisipasi potensi bencana kekeringan saat musim kemarau tahun ini.

Langkah pertama, ia mengimbau agar para kepala daerah di Jabar menyediakan tangki air bersih untuk dibagikan kepada masyarakat. Air bersih yang dimaksud adalah air yang layak konsumsi, dengan bekerja sama dengan PDAM setempat. 

Menurut dia, hal itu sudah pernah dilakukannya saat menjabat sebagai Wali Kota Bandung

"Saya sudah koordinasikan para Bupati Wali Kota untuk mengantisipasi masalah kekeringan. Pertama memastikan suplai air bersih yang dikonsumsi penduduk tak terhalangi. Saya kira itu harus dilakukan juga untuk sifatnya air bersih yang dikonsumsi," ujar Emil, sapaan akrabnya, Rabu (3/7/2019).

Baca juga: Unggah Foto Bersama Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil Bantah Terkait Pilpres 2024

Kedua, langkah yang ditempuh adalah dengan mengamankan pengairan irigasi. Adapun untuk pengairan irigasi, Emil berharap warga bisa mengatur pembagian air bagi area pertanian.

Sementara Pemprov Jabar akan terus berkoordinasi dengan PT Jasa Tirta II untuk memastikan ketersediaan air terjaga.

"Kalau sifatnya irigasi kita akan menyesuaikan pengaturan debit air supaya yang dulu gelontornya deras kita atur lebih efisien, jangan sampai habis sama sekali. Koordinasi dengan PJT yang mengelola waduk juga sedang kita tingkatkan," paparnya.

Langkah ketiga, jika kekeringan semakin parah, Emil pun siap meminta kepada pemerintah pusat untuk melakukan rekayasa cuaca.

"Sambil mungkin usulan saya ke pemerintah pusat kalau sudah ekstrem apakah ada rekayasa iklim yang dulu juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah intensitas air hujan," jelasnya.

Baca juga: Warga Diimbau Tidak Bakar Sampah Selama Musim Kemarau

Dampak kemarau

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Holtikura Jabar, hingga  28 Juni 2019 tercatat 12.048 hektar lahan telah mengalami dampak kemarau dari mulai ringan, sedang, besar dan puso.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Hendi Jatnika mengatakan dari 573.842 hektar lahan pertanian di Jawa Barat, 52.983 hektar terancam kekeringan pada musim kemarau ini. Sedangkan sebanyak 82 hektar lahan sudah mengalami puso.

"Secara umum, daerah yang mengalami kekeringan adalah areal sawah dengan kondisi irigasi yang rusak," ujar Hendi.

Kondisi itu turut dipengaruhi sejumlah irigasi yang rusak yang mengakibatkan aliran air tak menjangkau area pertanian warga.

Baca juga: Gunungkidul Alami Lahan Puso Terparah Tahun Ini Akibat Kekeringan

"Dari 1.108 hektar lahan pertanian di Sukabumi mengalami puso 38 hektar, di Cianjur ada 757 hektar (lahan) dan puso 17 hektar, sedangkan di Cirebon dari luas 871 hektar lahan terdapat 22 hektar mengalami puso," tutur Hendi.

Faktor lainnya,  karena lahan yang mengalami kekeringan tersebut berada di kawasan irigasi non teknis yang meliputi area sawah tadah hujan.

"Sawah yang terdampak kemarau karena air-nya tidak ada, karena irigasi-nya juga sudah tidak ada airnya, disebabkan debit air dari sumbernya seperti waduk, bendungan, mata air alam, atau lainnya turun drastis," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com