Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Dirawat 14 Hari, Harimau Sumatra Inung Rio Akhirnya Mati

Kompas.com - 04/07/2019, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

PEKANBARU, KOMPAS.com – Harimau sumatra jantan yang diberi nama Inung Rio, akhirnya mati setelah menjalani perawatan selama 14 hari di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PRHSD).

Sebelum mendapatkan perawatan, pada Maret 2019 lalu, Inung Rio ditemukan terjerat di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan Riau, oleh salah satu pekerja di perusahaan PT Gemilang Cipta Nusantara (RAPP Group) di kawasan Restorasi Ekosistem Riau (RER).

Inung Rio kemudian diveakuasi Wildlife Rescue Unit (WRU) yang terdiri atas BBKSDA Riau dan PRHSD.

Baca juga: Seekor Harimau Sumatera Terjerat di Hutan Pelalawan Riau

Untuk mengevakuasi Inung Rio, tim membutuhkan waktu selama 22 jam untuk menuju lokasi. Tim juga harus melewati sungai dengan perahu kecil lalu dilanjutkan perjalanan dengan kendaraan darat untuk sampai ke PRHSD Dharmasraya, Sumatera Barat.

Berdasarkan keterangan tertulis dari Kepala BKSDA Sumatera Barat Erly Sukrismanto yang diterima Antara pada Rabu (3/7/2019) malam, selama 14 hari Inung Rio menjalani masa karantina untuk observasi dan perawatan intensif.

Inung Rio dirawat mulai 25 Maret hingga 11 April 2019 karena luka parah di bagian kaki depan kiri dan sempat demam lebih dari 40 derajat celsius.

Selama dikarantina, harimau berumur tiga tahun dengan berat 95 kilogram saat ditemukan itu, terlihat masih beraktivitas normal dan sifat keliarannya masih ada.

Sifat kewaspadaan Inung Rio juga masih tinggi dan langsung mengeluarkan suara peringatan ketika didekati manusia. Selain itu nafsu makan sangat baik ketika diberi daging babi.

Baca juga: Dievakuasi, Harimau Sumatera yang Terjerat di Riau Dipikul dengan Tandu Sambil Diinfus

Sampai 12 April 2019, kondisi Inung Rio baik dan tidak memperlihatkan sakit serius.

Namun Minggu (14/4), harimau sumatra jantan itu terlihat mengalami penurunan aktivitas.

Hasil pengamatan menunjukkan rambut Inung Rio rontok, air liur berlebih (hypersalivasi), mata berair (hiperlakrimasi) dan hilangnya nafsu makan.

Bahkan sempat terjadi peningkatan frekuensi nafas mulai pukul 16.00-24.00 WIB.

Pada Senin (15/4/2019), pukul 02.00 WIB, terdapat lendir dalam rongga hidung dan terlihat adanya refleks batuk dengan rata-rata frekuensi nafas 48 kali per menit.

Pada pukul 16.42 WIB, Inung Rio mengalami kejang-kejang dengan durasi sekitar dua menit. Setelah itu, tim langsung melakukan prosedur tindak darurat pacu jantung (PCR).

Namun, pada pukul 16.53 WIB Inung Rio dinyatakan meninggal setelah percobaan tindak darurat CPR dilakukan dan gagal.

Baca juga: Harimau Sumatera yang Ditemukan Terjerat di Riau Sudah Bisa Makan dan Minum Sendiri

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com