Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Heli TNI AD yang Hilang di Papua, Buatan Rusia yang Jadi Andalan

Kompas.com - 03/07/2019, 15:25 WIB
Dhias Suwandi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, merupakan subvarian pengembangan generasi kelima atau juga disebut MI-17-V5.

Dirancang oleh biro desain Mil Moscow Helicopter dan diproduksi Kazan Helikopter Rusia, Heli MI-17-V5 merupakan keluaran pabrikan tahun 2008.

Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih, Letkol Inf TNI Dax Sianturi mengatakan, MI-17-V5 adalah milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) yang sudah mengudara hampir di seluruh Indonesia.

"Untuk di Papua, heli ini sudah sekitar 8 bulan," ujar Dax, Rabu (3/7/2019).

Baca juga: Begini Kondisi Ekstrem Pegunungan Bintang, Lokasi Heli TNI AD yang Hilang Kontak

Menurut Dax, heli tersebut dibekali sepasang mesin Turboshaft Isotov TV3-117VMA dengan kekuatan 2.200 shp. Dax menyebut MI-17 memiliki kemampuan terbang sangat baik hingga ketinggian 6.000 meter di bawah permukaan laut (MDPL).

MI-17 juga sering digunakan untuk mengangkut personil. Helikopter tersebut bisa mengangkut penumpang hingga 30 orang, dengan daya angkut beban maksimalnya sekitar 2 ton.

Menurut Dax, MI-17 masuk dalam kategori helikopter angkut kelas menengah yang pernah menjadi andalan Pakta Warsawa semasa Perang Dingin.

Untuk kecepatan, MI-17 dengan kondisi bahan bakar 3.700 liter tanpa muatan, bisa mencapai 262 kilometer/jam. Namun, bila bobotnya mencapai batas maksimum, kecepatan jelajah hanya bisa 250 kilometer/jam.

"Selain untuk mengangkut personil, MI-17 juga biasa digunakan untuk melakukan kegiatan SAR," kata Dax.

Baca juga: Ayah Kru Heli TNI AD yang Hilang Kontak di Papua Minta Doa Anaknya Cepat Ditemukan

Sebelumnya, Helikopter MI-17 milik Penerbad TNI AD dikabarkan hilang kontak sesaat setelah lepas landas dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.

Pesawat tersebut dilaporkan membawa 12 orang, terdiri dari tujuh orang crew dan lima orang personil Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian Pos.

Helikopter tersebut tengah melakukan misi pendorongan logistik (Dorlog) ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab. Bertolak dari distrik Okbibab, penerbangan dilanjutkan ke Bandara Oksibil untuk pengisian bahan bakar.

Pada  pukul 11.44 WIT, Heli MI-17 take off dari Bandara Oksibil menuju Sentani. Sesuai perkiraan ekstimasi waktu, seharusnya Heli MI-17 mendarat di Sentani pukul 13.11 WIT. Namun, sampai saat ini belum ada komunikasi ataupun berita tentang keberadaan Heli tersebut.

Selain pencarian dari Distrik Oksibil, kini Tm SAR Gabungan juga melakukan penyisiran di Distrik Lereh dan Airu, Kabupaten Jayapura. Hal tersebut dilakukan karena ada informasi dari warga di dua lokasi tersebut yang mengaku sempat mendengar bunyi helikopter pada 28 Juni 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com