Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Steve Ewon, Pemilik Rumah Ular yang Dihuni 12 Sanca

Kompas.com - 27/06/2019, 08:45 WIB
Putra Prima Perdana,
Rachmawati

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Steve Ewon, pria kelahiran Majalengka, Jawa Barat membuat rumah ular yang dihuni 12 ekor ular sanca. Rumah Ular tersebut dibuat untuk media edukasi tentang ular kepada masyarakat.

Rumah Ular milik Steve Ewon ada di lahan seluas 100 meter per segi dengan pagar bambu yang dibuat bergelombang sebagai pembatas dengan rumah warga di Gang Masjid Al-Muminun, Kampung Cisarua, Desa Kertawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Bahkan salah satu sisi kandang langsung menempel dengan tembok rumah tetangganya.

Baca juga: Fakta Jana Tewas Dililit Ular Peliharaannya, Korban Dikenal Pemburu Kobra hingga Dimakamkan Dekat Kuburan Sanca

Selain ada 12 sanca, dalam Rumah Ular juga dihuni seekor kelelawar yang bertugas untuk menjaga.

Kelelawar berfungsi seperti alarm yang akan mengeluarkan suara keras jika ada orang asing masuk ke dalam rumah ular.

"Kenapa bisa ada rumah ular karena awalnya dulu ular-ular ini adanya di dalam rumah saya. Ada yang di lemari, di bawah kasur, biasa main sama keluarga saya juga. Nah, makin lama makin banyak. Makanya kemudian dikondisikan dan dibuatlah Rumah Ular ini,” ujar Ewon kepada Kompas.com, Rabu (26/6/2019).

Saat masuk ke dalam Rumah Ular dengan ruangan berdinding triplek yang luasnya tidak lebih dari 20 meter per segi, terdapat sejumlah kotak kaca yang ditempati ular jenis python reticulatus atau sanca kembang.

Pria yang pernah memiliki program khusus menangkap ular liar di salah satu stasiun televisi swasta itu mengatakan telah empat tahun membuat Rumah Ular. Dia mengaku tetangga tidak mempermasalahkan karena keluarganya sudah dikenal oleh warga sebagai pawang ular.

Baca juga: Pakar: Ular Sanca Menjatuhkan Diri dan Melilit Mangsa

Dengan niat awal sebagai sarana edukasi, warga sekitar pun sudah tidak khawatir lantaran ikut mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang ular dari Ewon.

“Jelas tujuannya untuk mengedukasi masyarakat. Harapannya dengan rumah ular ini masyarakat bisa mengenal lebih dekat dengan ular dan memberikan tempat untuk ular,” ucapnya.

Tidak hanya untuk masyarakat sekitar saja, Ewon bahkan mempersilakan siapapun yang ingin belajar tentang sifat dan perilaku ular untuk datang ke Rumah Ular. Bahkan, setiap akhir pekan Rumah Ular Steve Ewon sering mendapat kunjungan dari murid-murid sekolah SD dan SMP hingga komunitas-komunitas pecinta reptil.

Dia berharap setelah mendapatkan edukasi, masyarakat tidak langsung membunuh  jika bertemu dengan ular liar.

“Rumah Ular ini juga sebagai tempat pelestarian ular. Karena ke depan dengan banyaknya alih fungsi hutan jadi kebun sawit, perumahan dan lain lain, bisa jadi ular cuma hanya didengar sebagai cerita saja oleh anak cucu kita. Selain melestarikan, tempat ini juga sebagai simulasi saja kalau ular bisa dipelihara. Tapi sebaiknya jangan dipelihara jika tidak memiliki ilmunya,” bebernya.

Baca juga: Gara-gara Ular Memanjat Tiang Listrik, Listrik Se-Kabupaten Padam

Untuk pemberian pakan, dalam satu minggu Ewon wajib menyediakan tidak kurang dari 30 ekor ayam. Bahkan, satu ekor ular sanca yang berukuran besar dengan panjang hampir lima meter bisa menghabiskan 12 ekor ayam sekaligus.

Meski demikian, dia mengaku tidak kesulitan untuk memenuhi pakan karena Ewon beternak ayam di rumahnya.

“Ya, tapi itu juga ternak ayam juga sudah mulai habis. Dari 300 ekor sekarang tinggal 15 ekor lagi. Tapi saya tidak kebingungan, masyarakat di sini dan komunitas juga sering memberikan donasi untuk makanan ular,” ungkapnya.

Steve Ewon pun memberikan tips jika masyarakat bertemu dengan seekor ular. Menurut dia, menghindar adalah jalan terbaik.

“Tips saya kepada masyarakat kalau ketemu ular, biarkan saja. Karena ular itu sudah fitrahnya takut sama manusia. Ular akan menghindar kalau ketemu manusia, tapi akan menyerang kalau terancam atau terganggu.

Baca juga: Saya Pasrah Suami Tewas gara-gara Ular Peliharaan, Sudah Takdir...

Kepada masyarakat juga saya imbau, bagusnya jangan pelihara ular. Bagaimanapun ular binatang yang berbahaya, karena kalau diganggu akan menyerang. Yang beracun akan mengeluarkan racun, kalau yang besar seperti piton akan mengeluarkan tenaganya,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com