PURWOKERTO, KOMPAS.com - Berdasarkan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih panjang dibanding musim kemarau tahun lalu.
Kepala Stasiun Geofisika Badan BMKG Banjarnegara, Jawa Tengah, Setyoajie Prayoedhi mengatakan, musim kemarau tahun ini akan lebih panjang antara satu hingga tiga dasarian dibanding musim kemarau tahun lalu.
"Berdasarkan hasil analisa BMKG, musim kemarau tahun ini lebih kering dibanding tahun lalu, lebih lama satu hingga tiga dasarian). Diprakirakan musim hujan akan mulai sekitar awal Oktober," kata Setyoajie melalui keterangan tertulis, Rabu (26/6/2019).
Baca juga: Musim Kemarau, 100 Hektar Sabana di Kawasan Gunung Rinjani Terbakar
Setyoajie mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi dampak kekeringan dengan menghemat penggunaan air.
Terkait dengan pertanian, Setyoajie meminta agar petani berkoordinasi dengan Dinas Pertanian mengenai pola masa tanam dan dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tentang ketersedian air irigasi.
"Saat ini merupakan masa tanam ketiga (MT3), di mana biasanya komoditas yang ditanam adalah palawija dan hortikultura, namun demikian perlu koordinasi dengan dinas terkait," ujar Setyoajie.
Baca juga: Waspadai Angin Kencang Saat Memasuki Musim Kemarau di Manado
Seperti diketahui hingga saat ini sejumlah desa di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, mulai mengalami krisis air bersih. Selain itu, sekitar 663 hektar lahan pertanian di dua wilayah tersebut juga terancam kekeringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.