Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Guung Lawu Dilarang Buat Api Unggun, Raket Gepyok Disiagakan

Kompas.com - 26/06/2019, 11:24 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGETAN , KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan di Jawa Timur khusus memesan raket gepyok untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan di Gunung Lawu.

Saat ini memasuki musim kemarau, hutan sekitar Gunung Lawu rawan terbakar. 

Hal itu dikatakan oleh Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magetan Fery Yoga Saputra kepada Kompas.com, Rabu (26/6/2019). 

Ia mengatakan, BPBD Kabupaten Magetan telah mengirimkan permintaan ratusan raket gepyok ke BPBD Provinsi Jawa Timur.

Baca juga: Setelah 32 Tahun, Jalur Klasik Pendakian Raja Brawijaya ke Puncak Gunung Lawu Kembali Dibuka

 

"Pengajuan kami sebelum Lebaran kemarin sebanyak 200 buah, tapi kami masih menunggu realisasinya berapa yang turun,” ujarnya. 

Raket gepyok menurut Fery sangat efektif untuk melakukan upaya pemadaman api jika terjadi kebakaran hutan di Gunung Lawu.

Peralatan yang terbuat dari besi dan kawat tersebut lebih mudah digunakan di medan kebakaran yang jauh dari sumber mata air.

"Kalau lokasi kebakaran jauh dari akses jalan dan sulit dijangkau pemadam peralatan tersebut cukup efektif,” imbuhnya.

Baca juga: Suhu di Gunung Lawu Dilaporkan Minus 3 Derajat, Satu Pendaki Pingsan

Jumlah pendaki meningkat

Memasuki bulan Agustus 2019 jumlah pendaki ke puncak Gunung Lawu diperkirakan akan terjadi peningkatan.

Peningkatan jumlah pendaki di musim kemarau dimungkinkan meningkatkan risiko kebakaran hutan.

BPBD Magetan mengimbau kepada para pendaki untuk tidak membuat api unggun di Gunung Lawu untuk mencegah kebakaran.

Kebakaran besar sempat melanda Gunung Lawu pada tahun 2015 dikarenakan musim kemarau panjang.

Baca juga: Gunung Lawu Sepi Pendaki, Pemilik Warung Memilih Turun Gunung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com