Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Server Lambat, Proses Verifikasi PPDB di Makassar Terhambat

Kompas.com - 25/06/2019, 14:57 WIB
Himawan,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Beberapa orangtua calon siswa di SMA Negeri di Makassar masih mengeluhkan prosesi pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi tahun ini.

Lambatnya jaringan server dalam memproses verifikasi menjadi salah satu pemicunya.

Hal ini tentunya menjadi kendala bagi sekolah favorit yang pendaftarnya membeludak. Salah satunya ialah SMA Negeri 5 Makassar yang pendaftarnya mencapai sekitar 1.400 calon siswa.

Baca juga: Jaringan Server Mati, PPDB di Makassar Ditunda Sehari

Haji Isra, salah satu orangtua siswa yang ditemui Kompas.com di lokasi pendaftaran menyaksikan betul lambatnya prosesi verifikasi calon siswa yang dilakukan di sekolah ini.

Di sekolah ini, pihak panitia membatasi jumlah calon siswa yang diverifikasi.

Isra mengatakan, di hari pertama ada 195 dari 200 peserta yang mengantre. Hari ini, ia mengatakan, pihak panitia melayani 300 calon siswa tetapi gagal lantaran gangguan jaringan server PPDB.

"Kemarin saja setengah mati servernya melayani. Saya juga sudah tidak kebagian nomor antrian," kata Isra saat diwawancara, Selasa (25/6/2019).

Menurut Isra, penerapan sistem zonasi ini juga tidak efektif. Ia mengatakan, anaknya harus memilih SMA 5 karena di wilayah tempat tinggalnya hanya ada 3 sekolah yang disediakan.

Dua sekolah yang lain jaraknya lebih jauh dari rumahnya tetapi peluang lolos di SMA N 5 cukup kecil mengingat pendaftarnya juga membeludak.

"Jadi harus pilih di sini. Berharap saja semoga anak saya lolos," katanya.

Baca juga: Warga Gelar Aksi di Tugu Jogja, Minta Jalur Prestasi PPDB DIY Ditambah

Senada dengan Isra, salah satu orang tua siswa lainnya yang bernama Muh. Alwi Jusnasaputra juga kecewa dengan penerapan sistem zonasi ini.

Menurutnya, seharusnya pemerintah juga nilai Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dalam menerima siswa baru di tahun ajaran 2019 ini.

"Ini tidak adil dan saya sangat dirugikan. Percuma anak saya dapat nilai yang tinggi, kalau tahu sistemnya begini, anak saya tidak perlu belajar, cukup tinggal berdekatan dengan sekolah biar bisa diterima," keluhnya.

Kepala Sekolah SMAN 5 Makassar Atmam Amir mengungkapkan bahwa gangguan server yang kerap terjadi dalam PPDB murni tanggung jawab Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan.

Ia menyebut gangguan server yang menyebabkan penundaan selama sehari tidak hanya terjadi di SMAN 5 Makassar melainkan seluruh sekolah negeri di Sulawesi Selatan.

"Kalau penyebab itu teknisnya di Disdik. Informasi yang didapat bahwa jaringan saat ini lagi disinkronisasi antara data yang ada," kata Atmam.

Khusus di SMAN 5 Makassar, hingga hari ini ada 1.400 calon siswa yang sudah mendaftar di sekolah yang dipimpinnya.

Dari ribuan pendaftar itu, pihak SMAN 5 Makassar hanya menerima 420 siswa yang nantinya dibagi dalam 12 kelas.

"Dari Disdik Sulsel kami hanya disuruh menunggu. Kalaupun proses verifikasi tidak selesai sampai hari Jumat, mungkin akan ada kebijakan tambahan dari Disdik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com