Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bata Kuno Ditemukan di Mojokerto, Diduga Peninggalan Era Majapahit

Kompas.com - 25/06/2019, 13:44 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Tumpukan batu bata kuno yang terstruktur sebagai bekas bangunan ditemukan di Dusun Pakis Kulon, Desa Karang Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Selain tumpukan bata kuno, di lokasi yang sama juga ditemukan serpihan tembikar genting dan porselen. Benda-benda kuno tersebut, diduga merupakan peninggalan era Majapahit.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan petugas Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di Trowulan Mojokerto, benda-benda kuno tersebut terindikasi kuat sebagai situs purbakala peninggalan zaman Majapahit pada abad ke-15.

Baca juga: Tradisi Kambua-kambua, Melantunkan Syair Kuno Buton di Pertengahan Ramadhan

Menurut Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog dari BPCB Jatim di Trowulan, dugaan itu dikuatkan dari jenis dan motif batu-bata yang ditemukan.

"Selain itu, kami temukan tembikar genting dan porselen. Porselen itu kami identifikasi berasal dari Dinasti Ming kurang lebih abad ke-15 masehi dan kerajaan Majapahit juga sama abad ke 15 masehi," kata Wicaksono, kepada Kompas.com, Selasa (25/6/2019).

Dia mengatakan, struktur batu bata itu berada di kedalaman sekitar 50-100 sentimeter dari permukaan tanah.

Bentuknya menyerupai sebuah bangunan. Struktur batu bata saling terhubung satu sama lain.

Struktur batu bata yang ditemukan kurang lebih memiliki lebar 30 meter dengan panjang 40 meter. Batu-batu tersebut nampak tersambung dan saling berhubungan satu sama lain.

Sementara di area dalam, juga terdapat struktur batu bata yang sama dan juga terhubung. Dugaan sementara, tumpukan batu bata kuno tersebut merupakan bekas bangunan pagar.

"Struktur batanya sampai 8 lapis dan itu terlihat saling berhubungan. Semacam pagar keliling, di mana di dalamnya terdapat struktur-struktur batu bata lagi, sepertinya ini bekas pemukiman yang sangat besar," terang Wicaksono.

Namun, lanjut Wicaksono, pihaknya belum bisa memastikan kejelasan bentuk dari situs purbakala yang ditemukan itu. Pihaknya harus melakukan ekskavasi untuk bisa memastikan bantuk dari situs tersebut.

BPCB Jatim, kata Wicaksono, baru bisa melakukan ekskavasi setelah ada persetujuan dari pemilik lahan.

Tumpukan bata beserta benda-benda kuno tersebut ditemukan di lahan milik Basuki Slamet (54), warga Dusun Pakis Kulon, Desa Karang Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

"Kami harus lapor ke pimpinan bagaimana terkait dengan kebijakan yang harus dilakukan. Kami koordinasi dulu dengan pihak desa dan pemilik. Kalau pemilik mengizinkan kami akan lakukan ekskavasi," kata dia.

Batu bata beserta sejumlah benda kuno ditemukan di pekarangan milik Basuki Slamet beberapa hari lalu. Penemuan itu berawal saat Basuki menggali tanah di belakang pekarangan rumahnya untuk keperluan pendirian kandang ternak.

Baca juga: Melihat Masjid Kuno Godhegan yang Dibangun Prajurit Pangeran Diponegoro di Magetan

"Adik saya mau nguruk kandang bebek, kemudian menggali di belakang rumah ini. Saat digali pada kedalaman sekitar 1 meter, kemudian ia menemukan struktur batu bata ini," ujar Mulyanto (60), kakak dari Basuki kepada wartawan di Mojokerto, Senin (24/6/2019).

Penemuan itu, beber Mulyanto, membuat Basuki kaget. Basuki kemudian memutuskan untuk menggali tanah dengan panjang satu meter di depannya guna memastikan jika tumpukan batu bata kuno itu merupakan situs purbakala.

Setelah meyakini jika bata kuno yang ditemukannya merupakan situs purbakala, Basuki melaporkan penemuan tersebut kepeda pemerintah desa setempat.

Selanjutnya, dilakukan penggalian oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com