Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan dari Husein Pindah ke Kertajati, Pakar Sebut Bandung Akan Syok 2 Tahun

Kompas.com - 25/06/2019, 11:17 WIB
Reni Susanti,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 56 penerbangan domestik yang menggunakan jet akan dipindah dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke Bandara Internasional Kertajati, 1 Juli 2019.

Perpindahan ini dinilai akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Bandung.

“Bandung akan mengalami syok selama 1 sampai 2 tahun, tetapi akan bangkit kembali pada tahun-tahun berikutnya,” ujar pakar ekonomi internasional Universitas Padjadjaran (Unpad), Yayan Satyakti, saat dihubungi Selasa (25/6/2019).

Baca juga: ASN di Jabar Diminta Gunakan Bandara Kertajati untuk Perjalanan Dinas

Dalam focus group discussion (FGD) di Bandung akhir pekan lalu, Yayan mempresentasikan materinya. Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan turun 0,31 persen sebagai imbas dari perpindahan tersebut.

Namun, penurunan dan syok itu tidak akan berlangsung lama. Kota Bandung akan kembali bangkit setelah satu atau dua tahun.

Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II, Muhammad Awaluddin menyetujui pernyataan pakar tersebut. Ia menilai, salah satu penyebab Kota Bandung syok 1-2 tahun adalah aksesibilitas transportasi darat.

“Saat ini baru bisa gunakan travel dan bus,” ungkap Awaluddin.

Baca juga: Masa Transisi, Besaran Airport Tax Bandara Kertajati Mengikuti Bandara Husein

Namun, pihaknya akan menjalin berbagai kerja sama ke depan. Misalnya dengan taksi online.

Selain itu, transportasi antarmoda bisa dilakukan. Contohnya dengan mengombinasikan bus dan kereta api.

Berbagai hal tersebut sudah dibicarakan. Namun, saat ini yang diprioritaskan untuk kesiapan 1 Juli 2019.

“Tidak semua penerbangan pindah ke Kertajati. Penerbangan internasional tetap di Husein untuk me-maintance turis mancanegara. Penerbangan dalam Jawa dan penerbangan (yang menggunakan pesawat lebih kecil dari jet) tetap di Husein,” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com