Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutrisno, Penjual Mi Lidi Ganteng, Bikin Gagal Fokus dan Minta Selfie

Kompas.com - 21/06/2019, 07:22 WIB
Ari Himawan Sarono,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PEKALONGAN, KOMPAS.com - Tanpa canggung karena memakai baju ala karyawan kantoran lengkap dengan dasi dan sepatu pantofel, Sutrisno (23), penjual mi lidi keliling dengan cekatan melayani pembeli.

Sore itu, di sekitaran Alun-Alun Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Reno, panggilan akrabnya, banyak menarik perhatian, terutama para ABG.

Dari pantauan Kompas.com, satu per satu perempuan yang kebanyakan masih sekolah tersebut meminta selfie dengan Reno.

Baca juga: Sutrisno, Penjual Mi Lidi Berdasi yang Sukses Curi Perhatian Pembeli

 

Apa yang dilakukan mereka bukan tanpa sebab. Maklum, Reno yang merupakan warga Perumahan Tanjung, Tirto, Kabupaten Pekalongan, itu berpenampilan menarik.

"Pedagang mi lidinya bikin gagal fokus, gantenglah, lumayan akhirnya beli mi lidinya. Selain itu, percaya diri sekali meski hanya menjual mi lidi keliling memakai pakaian kayak orang kantoran," kaya Ayu (19), Kamis (20/6/2019).

Hal sama dilakukan Suryo, warga Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Pekalongan. Ia bahkan sengaja bersama istrinya datang ke sekitaran alun-alun untuk membeli dan mencicipi mi lidi buatan Reno.

"Awalnya sih teman mengirimi foto di media sosial terus penasaran sama istri akhirnya ke sini sekalian foto bareng. Unik banget memang cara berjualannya. Rasa mi lidi juga enak. Kami bisa pesan yang pedas atau gurih," ujar Suryo.

Reno mengatakan, kalau sekadar foto ia kadang enggan, kecuali membeli barang dagangannya yang dinilai murah.

Dengan penampilannya tersebut, banyak yang membeli mi lidi dagangannya dan berakhir dengan foto bersama.

Baca juga: Bocah Penjual Makaroni Jadi Saksi Pesta Gol Timnas Indonesia

"Awalnya canggung sih, tapi lama kelamaan sudah biasa. Alhamdulillah pembeli juga betambah," ungkap Reno, sambil melayani pembeli.

Berjualan mi lidi dilakoni pemuda asal Perumahan Tanjung, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, ini karena ingin membantu orangtua dan dua adiknya yang masih sekolah.

"Sebagai anak pertama, saya merupakan tulang punggung keluarga sehingga mau tidak mau harus ikut banting tulang," kata dia.

Dalam satu hari berjualan, Reno mendapatkan omzet dari Rp 150.000 hingga Rp 200.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com