KOMPAS.com - Sosok Jarwo Susanto merupakan tokoh militan yang menolak penutupan Kawasan Dolly di Surabaya oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Saat itu Jarwo mengais rezeki sebagai pedagang warung kopi di eks-lokalisasi Dolly.
Dalam sehari, Jarwo bisa mendapatkan uang dari warung kopi itu mulai Rp 500.000 hingga Rp 800.000.
Setelah lima tahun berlalu, Jarwo kini menjadi pengusaha tempe yang sukses.
Sementara itu, berita tentang nasib terpidana kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto di Rumah Tahanan Gunung Sindur, pascakepergok pelesiran bersama sang istri, juga menjadi sorotan.
Setidaknya ada 350 kamera CCTV yang mengawasi pergerakan para napi di rutan tersebut.
Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:
Sebelum Dolly ditutup, Jarwo adalah pedagang warung kopi di eks-lokalisasi Dolly.
Dalam sehari, Jarwo bisa mendapatkan uang dari warung kopi itu mulai Rp 500.000 hingga Rp 800.000. Pendapatannya per bulan berkisar Rp 45 juta hanya dengan membuka warung kopi.
Berkurangnya pendapatan itu mendasari Jarwo untuk menentang kebijakan Pemerintah Kota Surabaya.
Namun, setelah lima tahun berjalan, Jarwo saat ini justru sukses menjadi pengusaha tempe.
Di rumah saudaranya di Sidoarjo, Jarwo belajar cara membuat tempe dan dipraktikkan di rumah. Bisnis usaha tempe itu ia jalankan hingga sekarang.
"Dari semula hanya menghasilkan 3 kilogram tempe per hari, saat ini menjadi 25 kilogram per hari, bahkan hingga go internasional. Jarwo juga memberdayakan keluarga dan tetangga-tetangganya," tutur Mustofa Sam, Penulis buku Jarwo Susanto Si Arek Dolly.
Baca berita selengkapnya: Kisah Jarwo Susanto: Dulu Tolak Penutupan Dolly, Kini Sukses Jadi Pengusaha Tempe