Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Karam yang Tewaskan 18 Orang Bukan untuk Mengangkut Penumpang

Kompas.com - 18/06/2019, 16:41 WIB
Achmad Faizal,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur menyebut, pelabuhan Guwa-guwa tempat Kapal Layar Motor (KLM) Arim Jaya menaikkan penumpang adalah pelabuhan "tikus" atau pelabuhan ilegal. Pelabuhan tersebut bukan di bawah pengelolaan atau pengawasan Kementerian Perhubungan.

KLM Arim Jaya tenggelam karena tersapu gelombang tinggi di perairan antara pulau Sapudi dan Gili Iyang, Senin (17/6/2019) pagi. Sebanyak 18 penumpang meninggal dan 39 lainnya diketahui selamat hingga Selasa (18/6/2019) siang. Sementara 4 penumpang lainnya masih dicari oleh tim SAR gabungan.

KLM Arim Jaya tenggelam mengangkut para penumpang tujuan Pelabuhan Dungkek Kalianget.

"Pelabuhan itu pelabuhan tikus, pelabuhan tidak ada yang mengelola," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Fattah Jasin, dihubungi melalui telepon, Selasa (18/6/2019) siang.

Baca juga: Khofifah Perintahkan Jajarannya Turun Tangan Tangani Tenggelamnya Kapal di Perairan Sumenep

Pemerintah sendiri, kata dia, sudah menyediakan infrastruktur pelabuhan untuk mendukung lintasan resmi, yakni di Pulau Raas, Sapudi, Kangean, Sapeken, dan Masalembu.

"Warga pulau Guwa-guwa jika akan ke Kalianget harusnya ke pelabuhan Pulau Raas dahulu untuk menaiki kapal di lintasan resmi," jelasnya.

Dia menduga, banyak warga yang memilih menaiki KLM untuk ke Kalianget dengan perhitungan lebih cepat dan ekonomis.

"Tapi keamanan harusnya menjadi perhitungan utama," jelasnya.

Pemprov Jawa Timur, menurut dia, perlahan mulai menyediakan infrastruktur dermaga untuk mendukung akses lalu lintas kepulauan warga di kepulauan Sumenep.

"Mei lalu, kami serahkan bantuan daerah untuk pembangunan dermaga Dungkek di Sumenep," jelasnya.

Secara terpisah, Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kalianget, Soepriyanto, juga menyebut bahwa KLM Arim Jaya tenggelam juga bukan kapal yang diperuntukkan bagi penumpang.

"Itu jenis kapal biasa buat nelayan dan mengangkut sembako," jelasnya.

Baca juga: Korban Tewas Tenggelamnya KM Arin Jaya di Sumenep Jadi 17 Orang

Dia menyadari bagaimana kondisi perekonomian dan wilayah kepulauan di Sumenep.

"Tapi hendaknya warga harus tetap menomorsatukan keselamatan. Sosialisasi sendiri tidak henti-hentinya kami lakukan langsung kepada masyarakat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com