Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedai Dukun, Tempat Penitipan Suami dan Penangkaran Buaya yang Bikin Heboh

Kompas.com - 16/06/2019, 08:35 WIB
Ari Maulana Karang,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Strategi pemasaran yang dikemas Edi Setiadi (37), ternyata bisa disebut berhasil. Bagaimana tidak, belum satu bulan kedai yang dibuatnya dibuka, sudah mampu membuat heboh.

Adalah Kedai Dukun, cafe kecil yang dibuat Edi Setiadi di pertigaan Jalan Pataruman. Lokasinya, memang bukan di tengah kota, dan sedikit masuk ke jalan perumahan.

Namun, kedai ini langsung menarik perhatian warga Garut dan netizen. Bahkan, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sengaja langsung mendatangi Kedai Dukun.

Kedai tersebut berhasil membuat heboh setelah Edi memasang banner besar bertuliskan "Tempat Penitipan Suami dan Penangkaran Buaya". Lebih besar dari papan nama kedainya sendiri.

"Ini memang hanya strategi pemasaran saja," jelas Edi saat ditemui, Sabtu (15/06/2019) malam.

Edi mengakui, apa yang dilakukannya, memang sempat menuai kontroversi. Namun setelah dirinya menjelaskan, semua pihak mengerti dan hanya bisa tersenyum.

"Petugas BKSDA juga menyangka benar tempat penangkaran buaya, setelah dijelaskan akhirnya malah jadi pengunjung kita," katanya.

Edi mengaku, menerapkan teori pemasaran dari buku-buku yang dibacanya. Teknik pemasaran seperti Kedai Dukun yang membuat heboh, juga pernah diterapkannya saat diminta untuk memasarkan perumahan.

"Tahu kan tawaran perumahan yang kata-katanya 'Beli Rumah Dapat Istri', itu kita yang buat" klaim Edi.

Meski demikian, menurut Edi, kata Buaya bukan tanpa arti. Buaya yang dimaksud Edi adalah akronim dari "Bikin Usaha Asal yakin Aja".

Selain itu, ada filosofi usaha juga yang diterapkan Edi dari binatang buaya.

"Buaya itu tenang, namun buas dan mematikan jika sudah berburu mangsa," jelas pecinta binatang reptil ini.

Kedai Dukun bukan karena dirinya pecinta klenik dan tempat kumpul dukun. Namun, Dukun yang dimaksud akronim dari "Dua Yang Kun" yang menjadi keyakinan Edi dalam menjalankan usahanya.

"Rejeki sudah ada yang ngatur, kita hanya bisa usaha dan doa," katanya.

Sementara satu hal kontroveri lain dari kedainya, yaitu soal penitipan suami. Edi menjamin tidak berkonotasi negatif, tidak ada hal-hal negatif di kedainya, apalagi sampai menyediakan perempuan nakal.

"Saya jamin, tidak ada hal-hal itu, silahkan lihat sampai kedalam, ini kan rumah saya juga, cuma ada kamar saya dan dapur di belakang," kata pria yang kerap disapa Kuwu Utun Inji ini sambil tertawa.

Edi mengaku, dalam waktu dekat, akan segera menggelar peluncuran kedainya. Entah apalagi yang disiapkan Edi saat peluncuran nanti.

"Segera kita launching, tunggu saja nanti kita undang," katanya.

Kedai Dukun menyajikan menu utama kopi dan minuman serta makanan ringan. Kedai ini, diharapkan Edi menjadi tempat nongkrong semua kalangan di Garut untuk berkumpul dan bertukar fikiran mencari ide-ide yang segar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com