Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Magetan Sebut Kerugian Petani akibat Kekeringan Capai Rp 13 Miliar

Kompas.com - 15/06/2019, 11:35 WIB
Sukoco,
Krisiandi

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan Jawa Timur mengklaim kerugian akibat kekeringan lahan pertanian diperkirakan mencapai Rp 13 Miliar Rupiah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHP KP) Kabupaten Magetan Edi Suseno mengatakan, lahan petani yang mengalami kekeringan juga meluas.

Hingga Rabu (12/6/2019) luas lahan pertanian yang mengalami puso di Magetan mencapai 167 hektar.

“Total 167 (hektar) itu dipastikan puso, itu data per pertemuan kemarin dari Provinsi,” ujarnya di ruang kerjanya Jumat (14/06/2019).

Edi Suseno menambahkan, gagal panen akibat kekeringan yang dialami petani di Kabupaten Magetan dikarenakan musim kemaru yang datang lebih awal, yakni pada April.

Sejumlah langkah, kata Edi, antisipasi telah diambil oleh pemerintah daerah. Di antaranya, sosialisasi untuk mengganti tanaman padi dengan palawija dan anjuran untuk petani mengikuti asuransi lahan pertanian.

Baca juga: Kekeringan, Petani di Magetan Babat Padi untuk Pakan Ternak

Sebelumnya, petani di Desa Terung dan Desa Turi Kabupaten Magetan terpaksa membabat tanaman padi untuk dijadikan pakan ternak karena mulai mengering.

Di dua desa tersebut, lebih dari 20 hektar tanaman padi dipastikan gagal panen karena kekeringan musim kemarau.

“Padinya mulai kering, kita babat buat pakan sapi karena sudah tidak bisa ditolong. Enggak ada hujan sebulan terakhir, kalaupun dapat giliran pengairan sudah enggak tertolong,” ujar Sarju petani Di desa Terung.

Kompas TV Area persawahan di Kecamatan Ciasem, Sukamandi dan Patokbeusi sudah 2 bulan terakhir kekeringan. Petani di 3 kecamatan itu pun tidak bisa menanam benih padi di sawah mereka menyusul masih rendahnya curah hujan serta terhentinya pasokan air dari Waduk Jatiluhur. Tidak banyak yang bisa dilakukan petani selain berharap hujan segera turun untuk mengairi sawah mereka. Sejumlah petani lain yang sempat menanam benih dengan pasokan air seadanya mendapati padi mereka tumbuh tidak maksimal. Hasil panennya hanya bisa digunakan sebagai pakan ternak.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com