Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Gerindra Bantah Perintahkan Pembongkaran Makam akibat Beda Pilihan Politik

Kompas.com - 13/06/2019, 16:37 WIB
Abdul Haq ,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

TAKALAR, KOMPAS.com - Burhanuddin Talli (64) caleg Gerindra Nomor urut 1 Dapil 1, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, membantah jika dirinya memerintahkan pembongkaran empat makam akibat beda pilihan politik.

Dirinya malah baru mengetahui pembongkaran makam tersebut setelah beritanya ramai di media sosial.

Ia mengakui bahwa lahan tersebut adalah lahan pemakaman keluarga dan umum meski status kepemilikan lahan adalah miliknya sesuai dengan sertifikat yang diperlihatkan kepada sejumlah awak media.

"Saya tidak pernah memerintahkan pembongkaran makam tersebut karena itu makam keluarga saya sendiri. Saya malah baru tahu setelah pembongkaran makam tersebut di media sosial bahkan nama saya disebut-sebut," katanya saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Jalur Trans Sulawesi, Jalan Poros Pattalassang, Kabupaten Takalar, Kamis (13/6/2019).

Baca juga: Ini Pengakuan Istri Caleg soal Kasus Bongkar Makam karena Beda Pilihan Politik

Burhanuddin juga mengaku tidak mempermasalahkan perbedaan politik di antara kerabatnya lantaran hal itu menjadi resiko pertarungan demokrasi

"Terserah mereka mau pilih saya atau tidak. Saya tidak pernah permasalahkan perbedaan politik tersebut, katanya.

Saat dimintai tanggapan tentang isterinya yang memerintahkan pembongkaran makam tersebut. Dirinya juga membantah jika mengetahui perintah tersebut.

"Saya tidak pernah datang ke rumah Rauf Ampa (Abdul Rauf Daeng Ngampa) kecuali melintas di depan rumah saya. Persoalan haji perempuan (isteri saya) yang memerintah pembongkaran. Saya tidak tahu itu dan kalau pun ada perintah pemindahan, saya kira itu bisa dimaklumi sebab lahan tersebut dia (isteri saya) yang beli namun dalam sertifikat atas nama saya" katanya. 

Baca juga: Polisi Bongkar Makam Bayi yang Tewas Dianiaya Ayahnya di Kebon Jeruk

Meski demikian. Burahanuddin tetap menyayangkan pembongkaran makam tersebut lantaran disebut berlatar belakang perbedaan politik.

"Saya dan Rauf Ampa (Abd Rauf Daeng Ngampa) masih satu keluarga dan jangankan keluarga, masyarakat lain saja yang datang minta izin untuk dimakamkan kerabatnya di lahan tersebut saya izinkan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya bahwa empat makam di Lingkungan Parangkarode, Kelurahan Pattene, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, dibongkar pada Minggu, (9/6/2019) hanya lantaran beda pilihan politik. Kasus ini pun viral di media sosial dan mendapat beragam penilaian dari pengguna internet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com