Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Asal Bali Ciptakan Hidropande, Pompa Air Ramah Lingkungan jadi Solusi Saat Kekeringan

Kompas.com - 12/06/2019, 11:57 WIB
Rachmawati

Editor

DENPASAR, KOMPAS.com – Pande Mangku Nyoman Merdana berhasil menciptakan sebuah pompa air tanpa menggunakan tenaga listrik maupun BBM. Pompa air yang diberi nama Hidropande tersebut, saat ini telah digunakan di 32 titik di wilayah Pulau Bali.

Pria kelahiran Sepang, Buleleng, Desember 1970  memulai riset  pembuatan pompa ini  pada tahun 2016 dan pada tahun 2017 karyanya mendapat Hak Paten atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual.

Saat ditemui di lokasi pemasangan pompa di Pura Mutering Jagat, Kesiman, Denpasar, Selasa (11/6/2019), Pande menceritakan awal mulanya ia menciptakan pompa yang ramah lingkungan ini.

Baca juga: Cinta Ditolak, Pria Ini Siram Air Keras ke Wajah Anak Wanita Idamannya

Sebelum memutuskan untuk membuat pompa, ia bekerja menjadi tenaga ahli di Petrokimia Cilegon, Banten selama enam tahun.

Tahun 2001 ia kemudian bekerja sebagai tenaga ahli di Abudabi National Oil Company (ADNOC), Uni Emirat Arab dan memutuskan pulang ke Bali pada tahun 2008.

Setelah di Bali, ia menekuni usaha di bidang properti dan kontraktor. Hingga akhirnya, pada tahun 2016 ia pun berpikir untuk membuat sesuatu yang berguna bagi masyarakat dengan kemampuan yang dimilikinya.

“Saya lihat masyarakat Bali banyak kekurangan air saat musim kemarau. Kemudian muncul niat saya menciptakan sesuatu yang mampu memakmurkan masyarakat. Saya berpikir betapa senangnya masyarakat kalau saya bisa mencipakan sebuah alat yang mampu bawa air dari bawah ke atas tanpa energi apapun. Karena sesuai medan di Bali, air berlimpah di bawah sementara di atas kering,” kata lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Malang tahun 1994 ini.

Baca juga: Segar Setelah Lebaran, Berendam Air Hangat di Kalianget Banjarnegara

Ia kemudian menggabungkan ilmu dan kemampuan yang dimilikinya sehingga melahirkan pompa Hidropande yang dibuat dari pipa baja dan karet dari pabrik ban di Indonesia.

“Semua bahannya hasil industri di Indonesia dan untuk pipanya kita olah bentuk sesuai spek yang dibutuhkan agar bertahan hingga 50 tahun,” katanya.

Ia mengatakan pompanya ini mampu bertahan hingga 50 tahun dan pemeliharannya pun bisa dibilang mudah. Pengguna hanya mengganti karet saat berumur dua hingga lima tahun dengan harga satu karetnya Rp 50.000.

“Yang penting tahu cara mengendorkan dan mengencangkan mur baut, pasti bisa memelihara ini dengan gampang,” tuturnya.

Daya luncur air yang dihasilkan dengan pompa ini bisa mencapai 300 meter vertikal dengan jarak aliran tak terbatas.

Bahkan pompa buatannya ini memenuhi syarat teknologi tepat guna karena mampu mengatasi medan di seluruh Indoensia.

“Pompa ini anugerah rakyat untuk kepentingan rakyat. S saya hanya sebagai perantara saja. Apalagi Indonesia negara agraris, dengan pompa ini selain untuk pemenuhan air bersih juga bisa untuk pengairan atau irigasi,” tutur ayah dari Herdi Yohana Pande Putu yang kini berkuliah di Nanyang University Singapore.

Baca juga: Tiga hari Terendam Banjir, Warga di Luwu Kesulitan Air Bersih

Penemuan pompa ini sangat membantu pemerintah dan masyarakat dan merupakan mimpi yang jadi kenyataan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com