Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sang Pawang yang Tetap Dampingi Gajah Saat Lebaran

Kompas.com - 09/06/2019, 18:06 WIB
Rachmawati

Editor

BENGKULU, KOMPAS.com - Air Sungai Seblat sedikit berarus setelah Jumat (7/6/2019) malam diguyur hujan lebat. Empat ekor gajah Sumatera jantan terlihat menyeberangi sungai dengan perlahan menuju kawasan konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Seblat.

Barokah yang menunggangi gajah bernama Nelson terlihat berada di depan diikuti tiga ekor gajah lainnya yang ditunggangi masing-masing pawang atau mahout.

Sabtu (8/6/2019) sore sekira pukul 16.30 WIB, keempat gajah itu kembali ke Pusat Latihan Gajah (PLG) yang berada di dalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA)  Seblat setelah empat jam menyapa pengunjung yang mengisi libur lebaran di TWA Seblat.

“Ini hari ketiga pengunjung ramai mendatangi TWA Seblat untuk melihat dan menaiki gajah,” kata Barokah, salah seorang mahout yang piket merawat gajah saat hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.

Baca juga: Petugas BKSDA Gunakan Petasan Halau Kawanan Gajah Liar yang Masuk Kebun Warga

Pengunjung yang berasal dari luar kota dan masyarakat sekitar Kecamatan Marga Sakti Seblat dan Putri Hijau mulai memadati kawasan TWA Seblat sejak H+2 Lebaran.

Ada empat ekor gajah jantan yang menyambut turis lokal di kawasan itu yakni gajah Nelson, Roby, Ucok dan Dino. Secara bergantian keempat gajah itu dinaiki pengunjung terutama anak-anak.

Kawasan Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat selalu dipenuhi pengunjung saat libur Lebaran. Tahun ini tingkat kunjungan semakin tinggi seiring gencarnya promosi yang dilakukan untuk melestarikan TWA Seblat sebagai rumah atau habitat kunci gajah Sumatera.

Ada 12 ekor gajah binaan di PLG Seblat di mana delapan ekor merupakan gajah betina yang diangon di dalam hutan, sedangkan empat ekor gajah jantan dirawat tidak jauh dari camp PLG Seblat.

“Pengawasan gajah jantan lebih ketat karena ancaman perburuan untuk mengambil gadingnya sangat tinggi,” kata Barokah.

Berlebaran di Seblat

Merawat gajah yang merupakan satwa langka dilindungi adalah tugas utama Barokah dan tujuh mahout lainnya di PLG Seblat yang masuk dalam wilayah Desa Sukabaru Kecamatan Marga Sakti Seblat Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Ayah empat anak ini sudah menggeluti profesinya sejak 1997. Selama 22 tahun bekerja, Barokah selalu menghabiskan malam takbiran dan Hari Raya Idul Fitri di kawasan PLG Seblat.

Di saat hampir semua orang memilih berada di tengah keluarga untuk menyambut hari kemenangan ini, pria kelahiran Bantul 1976 ini harus memastikan gajah Nelson terawat dengan baik.

“Sebenarnya ingin berkumpul dengan keluarga, tapi ini juga sudah kewajiban, karena gajah tidak bisa disuruh menyimpan makanan dalam lambung untuk seminggu,” katanya.

Baca juga: Enam Terowongan Khusus Gajah Dibangun di Tol Pekanbaru-Dumai

Selain karena tanggung jawab pada tugas, Barokah mengaku tidak tega meninggalkan Nelson, gajah yang dirawatnya selama 22 hari kerja dalam sebulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com