Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tewasnya Seorang Pemuda Saat Pesta hingga Berujung Bentrokan Antar Warga

Kompas.com - 06/06/2019, 15:20 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Ramos Horta Soares (19), pemuda asal Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tewas ditikam saat berlangsungnya pesta di rumah salah seorang warga setempat.

Ramos ditikam seorang pemuda berinisial M, warga Perumahan 100, Desa Manusak.

Kapolda NTT Irjen Polisi Raja Erizman mengatakan, Ramos tewas ditikam saat terjadi perkelahian antar sejumlah pemuda dari Perguruan Bela Diri Kera Sakti dan PSHT.

Usai tewasnya Ramos, keluarga dan kerabat serta temannya yang tak terima, kemudian melakukan penyerangan yang berujung pada bentrokan antar warga.

Kejadian itu kata Erizman, bermula pada Kamis (6/6/2019), sekitar pukul 02.30 Wita bertempat di rumah seorang warga bernama Lorens Marcues di Perumahan 100 RT 19, RW 07 Desa Manusak berlangsung acara pesta.

Saat itu, Ramos mendatangi tempat pesta. Setelah berada di dalam tenda pesta, korban diajak duduk oleh beberapa orang yang tidak dikenal.

Beberapa saat kemudian, terjadilah keributan antara dua perguruan silat tersebut.

"Pada saat terjadi keributan, korban ditikam oleh pelaku dengan benda tajam,"ungkap Erizman kepada Kompas.com, Kamis siang.

Baca juga: Polisi Ungkap Identitas Pelaku Pembunuh Remaja Saat Pesta di Kupang

Sekitar pukul 06.00 Wita, korban diantar oleh pihak keluarga bersama dua orang saksi ke RSUD Naibonat.

Dalam perjalanan itu, salah seorang saksi sempat ditikam oleh pelaku di bagian belakang. Namun, tikaman tersebut tidak mengakibatkan saksi terluka karena saksi sempat menghindar.

"Selanjutnya setelah tiba di RSUD Naibonat, korban mendapat penanganan oleh tim medis. Namun, sekitar pukul 06.30 Wita korban akhirnya meninggal dunia," kata Erizman.

Kemudian, sekitar pukul 08.00 dilakukan aksi balasan dari kelompok yang diduga berasal dari Perguruan PSHT di Kompleks Camp pengungsian lapangan Transat Naibonat.

Akibat dari aksi balas dendam tersebut mengakibatkan rumah milik seorang warga bernama Gaspar Dos Santos (65) di Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, mengalami kerusakan pada dinding dan bagian atap.

Bukan hanya itu, satu unit sepeda motor jenis Honda Supra X 125 milik Gaspar dibakar, termasuk juga satu unit televisi dan tiga kursi plastik pun dirusak.

"Gaspar mengalami kerugian diperkirakan Rp 20 juta," kata Erizman.

Baca juga: Remaja Tewas Dianiaya Saat Acara Pesta di Kupang

Serangan dari Perguruan PSHT itu menyebabkan seorang warga lainnya, Januario Hendrikus (58), mengalami luka di kening akibat terkena lemparan batu.

Sementara itu dari pihak perguruan PSHT, tercatat tiga orang mengalami luka akibat terkena anak panah yakni Markus Basilio (22), Amaro Antonio Virgilio Dacosta Guterres (23), dan Andre Dasilva (21)

Pada Kejadian tersebut, lanjut Erizman, anggota Polres Kupang yang dipimpin oleh Wakil Kepala Polres Kupang Kompol Robby J E Henuk dan didampingi oleh Kabag Ops, Kasat Intelkam, Kasat Reskrim Polres Kupang bersama anggota TNI, mendatangi TKP untuk meredamkan suasana bentrokan.

"Hingga saat ini Kapolres Kupang AKBP Indera Gunawan, bersama Dansat Brimob Polda NTT Kombes Pol Donijio D Fatimah, berada di TKP dan memberi arahan kepada personel Polres Kupang dan personel Brimob Polda NTT bersama pihak TNI, guna mengantisipasi adanya aksi penyerangan antara kedua kelompok pemuda," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com