Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Serangan Teror, Alasan Kapolri Terapkan "Body System" ke Petugas Pengaman Mudik

Kompas.com - 01/06/2019, 19:38 WIB
Sukoco,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MAGETAN, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menerapkan body system bagi petugas kepolisian yang bertugas menjaga arus mudik Lebaran tahun ini untuk mengantisipasi ancaman teroris.

Penerapan body system ini artinya petugas polisi yang bertugas di mudik Lebaran akan dikawal aparat bersenjata dari Polri atau TNI.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, bagi kelompok teroris, aksi teror yang dilaksanakan pada bulan Ramdhan pahalanya bertambah.

Baca juga: Mudik Sepeda Motor, Mengapa Tidak Dianjurkan?

 

“Bagi mereka melakukan di bulan Ramadhan justru katanya pahalanya berlipat ganda,” ujar Tito, saat melakukan pantauan arus mudik di rest area Tol Ngawi, Sabtu (1/6/2019).

Kewaspadaan terhadap aksi teroris terhadap anggota kepolisian yang bertugas mengawal arus mudik menurut Tito karnavian berkaca pada peristiwa pengamanan arus mudik tahun 2018 lalu.

"Tahun lalu di Jawa Barat juga di jalan tol, anggota kami dari patroli ditembak, gugur. Berkaca dari pengalaman itu tahun ini pun kami harus tetap waspada,” imbuh dia.

Kewaspadaan terhadap serangan teroris juga dibuktikan dengan adanya penangkapan sejumlah jaringan teroris seperti jaringan Lampung yang terkait dengan jaringan Jakarta.

Penangkapan 15 tersangka yang telah diamankan dari jaringan kelompok teroris di Jawa Barat yang saat ini masih terus dikembangkan.

"Penangkapan terakhir yaitu pengembangan dari kasus kelompok di Bekasi. Kelompok ini berafiliasi dengan kelompok di Jawa Barat di Sukabumi,” ucap Tito.

Kelompok teroris yang saat ini telah diamankan menurut Tito memiliki koneksi dengan kelompok teroris di daerah lain di seluruh Indonesia.

Baca juga: Konsumsi Narkoba Saat Mengendara, Sopir Bus Mudik Diamankan Polisi

 

Kelompok teroris di Lampung menurutnya terkoneksi dengan kelompok di Sibolga dan Pangkalan Balai.

Sementara, kelompok teroris di Tanjung Balan, Sumatra Utara, terkoneksi dengan kelompok yang ada di Jakarta serta kelompok di Jawa barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Ini semua mengkait dalam satu jaringan yang sama yang disebut jaringan Jamaah Ansyarut Daulah JAD. Masih ada anggota anggota mereka yang mungkin direkrut baru,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com