Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Ikhsan, Bocah Penjual Keripik Tumpuan Harapan Kedua Orangtuanya yang Tunanetra

Kompas.com - 31/05/2019, 17:08 WIB
Amir Sodikin

Editor

MAKASSAR, KOMPAS.com — Namanya Maulana Ikhsan. Cita-citanya tentara. Jualan keripik pisang. Masih bocah, usia 10 tahun. Di pundaknya beban berat menanti untuk masa depan keluarganya.

Kedua orangtuanya tunanetra. Tak patah semangat, justru Ikhsan menjadi bocah penuh keteguhan. Dialah pelita harapan bagi kedua orangtuanya. "Saya ingin membahagiakan orangtua," kata Ikhsan.

Berita kemandirian dan kegigihan bocah berusia 10 tahun itu sungguh mengoyak perasaan sebagian pembaca Kompas.com. Anak kelas IV SD ini harus membantu ayahnya yang seorang tunanetra berjualan keripik pisang.

Klik di sini untuk membantu Ikhsan melalui Kitabisa.com.

Di usia 10 tahun, anak-anak yang beruntung masih harus banyak bermain bersama teman-teman sebayanya dan belajar ditemani kedua orangtuanya. Namun, kesempatan itu belum bisa dirasakan sepenuhnya oleh Ikhsan. Kedua orangtua Ikhsan memang tunanetra.

Ikhsan menjadi pembicaraan di media sosial kala tertangkap kamera menuntun ayahnya yang tunanetra di pusat keramaian dan membantu menjajakan dagangan milik ayahnya tersebut ke orang-orang. Foto ini lantas viral dan membuatnya menuai pujian.

Senyum merekah terpancar di wajah Ikhsan saat ditemui di kamar indekos yang disewa orangtuanya di Blok AC BTP, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (24/5/2019) sore.

Dia masih mengingat kala dirinya menemani sang ayah berjualan keripik pisang di warung kopi di Makassar.

Kehidupan Ikhsan beserta keluarganya memang jauh dari kata sempurna. Dia memiliki kedua orangtua yang tunanetra.

Saat ini, dia tinggal bersama ayah, ibu, serta satu adiknya di sebuah kamar indekos berukuran sekitar 4 x 5 meter. Hanya ada satu ranjang kayu berukuran kecil yang berada di sisi kiri pintu masuk di kamar kos itu serta sebuah televisi yang kadang jadi hiburan keluarganya.

Keterbatasan fisik kedua orangtuanya membuatnya sulit untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Sang ayah, Asep, mengaku pernah memiliki tunggakan tiga bulan kosnya. Oleh karena itu, Ikhsan harus menyediakan waktunya untuk membantu sang ayah menjual keripik.

"Saya ingin membahagiakan orangtua. Jadi saya harus membantu orangtua," kata Ikhsan saat ditemui Kompas.com di kediamannya.

KLIK DI SINI untuk membantu Ikhsan melalui Kitabisa.com.

Tak pernah malu, bocah yang suka pelajaran tematik ini mengatakan, sebelum membantu orangtua, dia terlebih dahulu pergi ke sekolah hingga sore. Berjualan keripik, lanjut dia, diupayakan untuk tidak menghambat waktunya bersekolah dan bermain bersama teman-temannya.

Ikhsan mengatakan baru ikut membantu ayahnya jika sudah pukul tujuh malam ketika ia selesai mengaji bersama teman-temannya. Ia baru menemani ayahnya berjualan di siang hari ketika itu hari Minggu ataupun hari libur karena tanggal merah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com