Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Asmat Sebut Alasan Kericuhan yang Tewaskan 4 Warga Tidak Mendasar

Kompas.com - 29/05/2019, 16:54 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Bupati Asmat Elisa Kambu memimpin proses rekonsiliasi antara perwakilan perusuh dengan pihak TNI, di Distrik Fayit, Kabupaten Asmat, Papua, Selasa (28/5/2019).

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/5/2019) mengatakan, pada kesempatan itu, Elisa mengatakan pemicu kerusuhan karena adanya peralihan suara bupati selaku ketua partai dari caleg yang satu ke caleg yang lainnya adalah tidak mendasar.

Karena seorang bupati atau kepala daerah tidak punya peluang dan dalam mencampuri hasil Pileg. 

Penetapan hasil pileg sepenuhnya adalah kewenangan dan tanggung jawab KPU dalam pengawasan Baswaslu.

"Isu tentang pemicu kerusuhan karena adanya peralihan suara bupati selaku ketua partai dari caleg yang satu ke caleg yang lainnya adalah tidak mendasar," kata Aidi, mengutip perkataan Bupati Asmat Elisa Kambu. 

Baca juga: Empat Warga Asmat Tewas, Wakapolda Papua Sebut Aksi Massa Terkait Pemliu

Dalam rekonsiliasi tersebut, Elisa juga sekaligus sebagai perwakilan keluarga korban.

Kedua pihak sepakat menerima segala akibat dari kejadian tersebut dan saling memaafkan serta saling menghormati.

Namun, proses hukum tetap dilanjutkan, dengan menjunjung tinggi hukum positif yang berlaku di Indonesia.

"Bupati Asmat Bapak Ellisa Kamb memimpin proses rekonsiliasi antara perwakilan perusuh sekaligus sebagai keluarga korban dengan pihak TNI, dengan kesepakatan seluruh pihak menerima segala akibat dari kejadian kerusuhan tersebut dan saling memaafkan serta saling menghormati," kata Aidi.

Baca juga: Ungkap Penembakan Warga oleh Oknum TNI, Tim Investigasi Bertolak ke Asmat

Diberitakan sebelumnya, kericuhan terjadi di Distrik Fayit, pada Senin (27/5/2019) lalu.

Kericuhan terjadi setelah seorang oknum caleg megerahkan ratusan massa karena merasa dirinya mendapatkan kursi, tapi namanya digantikan oleh orang lain dari partai yang sama oleh ketua partai.

Kejadian tersebut mengakibatkan jatuh korban dari perusuh antara lain, Jhon Tatai (25) yang terkena tembakan di siku tangan kanan dan kiri.

Sementara empat warga meninggal dunia yakni, Xaverius Sai (40), Nikolaus Tupa (38), Matias Amunep (16), dan Frederikus Inepi (35).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com