PADANG, KOMPAS.com - Dua etnis di Padang, yakni Minangkabau dan Tionghoa akan memecahkan dua rekor Muri untuk kategori pembuatan 10.000 bacang ayam dan 10.000 lamang baluo.
"Rekor Muri akan kita pecahkan dalam Festival Bacang dan Lamang Baluo yang diadakan 6-7 Juni di kawasan jembatan Siti Nurbaya Padang," ujar Wali Kota Padang, Mahyeldi, Rabu (29/5/2019) di Balaikota Padang.
Mahyeldi menyebutkan festival tersebut akan menarik wisatawan dan mengembalikan warga Tionghoa asal Sumbar untuk datang kembali ke Padang.
"Pasca-gempa 2009 lalu, banyak warga Tionghoa Padang yang pindah dari Padang. Dengan adanya festival ini bisa menarik mereka untuk kembali ke Padang lagi," kata Mahyeldi.
Baca juga: Bagi-bagi Buku untuk Anak Pulau Terluar, Polwan AKP Vifa Raih Rekor Muri
Selain itu, kata Mahyeldi, festival tersebut untuk menunjukkan kerukunan antar etnis di Padang serta meningkatkan pariwisata di Padang.
"Sudah lama kedua etnis rukun hidup berdampingan. Malahan etnis Tionghoa sangat fasih berbahasa Minang. Inilah yang sangat kita beri apresiasi," katanya.
Sementara itu, Alam Gunawan, ketua panitia pelaksan mengatakan festival itu bertujuan untuk mempromosikan wisata, kuliner, dan budaya serta turut memajukan perekonomian masyarakat Sumbar, khususnya di bidang kuliner.
"Bukan hanya penyajian bacang dan lamang baluo saja, namun juga akan diisi serangkaian acara kebersamaan seperti penampilan kebudayaan kedua etnis, musik, pakaian, tarian dan lainnya," kata Alam.
Baca juga: Di HUT Semarang, Joged Bareng Tari Semarangan akan Pecahkan Rekor MURI
Alam menyebutkan untuk pembuatan 10.000 bacang dan 10.000 lamang baluo, pihaknya sudah meminta tenaga profesional yang sudah terbiasa membuat dua kuliner khas Tionghoa dan Minangkabau itu.
"Untuk bacang ada tujuh orang profesional yang kita minta dan 15 orang untuk lamang baluo," ujarnya.
Alam menargetkan, dalam festival yang digelar selama dua hari ada 15.000 orang yang akan berkunjung.
"Kami juga sudah mengimbau saudara kita dari etnis Tionghoa asal Padang yang berada di luar daerah untuk datang. Begitu juga perantau Minangkabau," jelasnya.
Baca juga: Cobek Seberat 1,5 Ton di Surabaya Pecahkan Rekor MURI
Tanggal 6 Juni dan 7 Juni 2019 dipilih karena bersamaan dengan masa liburan Lebaran serta bertepatan dengan tanggal makan bacang sedunia.
"Di kalender Tionghoa, hari makan bacang itu jatuh pada 7 Juni besok. Selain pas pula di masa liburan lebaran sehingga pas dilaksanakan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.