Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dua Penyandang Tunanetra Lolos CPNS, Pindah Kota hingga Beradaptasi dengan Kapur Tulis

Kompas.com - 29/05/2019, 08:11 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Rachmawati

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Fidi Adi Rukmana (33) salah satu penyandang tunanetra asal Bandung mengaku baru berkunjung dan salat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Hal itu dia lakukan sebagai wujud rasa syukur karena diterima sebagai PNS.

Fidi adalah satu dari 1200 CPNS yang diterima di jararan Kementerian Agama wilayah Aceh tahun 2019. Berdasarkan SK yang diterimanya, dia bakal ditempatkan di Madrasah Ibtidaiyah 27, Mukim Arusan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie, sebagai pengajar ilmu fiqih.

Selain Fidi, ada satu PNS penyandang tunanetra lainnya yang diangkat sebagai PNS di Aceh.

“Saya tidak menyangka bisa lulus, karena saya tidak memiliki nilai passing grade. Nilai saya masuk dalam rangking yang lulus,” jelas laki-laki lulusan UIN Sunan Kali Jaga, Yogyakarta ini, kepada Kompas.com melalui telepon seluler, Selasa (28/5/2019).

Baca juga: Kisah Alexander Farrel, Siswa Penyandang Tuna Netra yang Raih Nilai UN Matematika 100

Ia mengaku memilih ikut ujian di Aceh untuk mencoba tantangan baru serta ingin mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Selain itu, Fidi juga berniat memenuhi keinginan istrinya, Dini Suwarni Hasibuan yang berasal dari Langsa, Aceh, untuk tinggal di kampung halaman di Aceh.

“Saya putuskan, bismillah untuk ikut ujian dan memilih di Aceh. Selain memenuhi keinginan istri, di Aceh juga formasi yang dibuka lumayan banyak, siapa tahu lulus. Alhamdulillah lulus, ”jelas pengajar sekolah inklusi di sebuah pesantren di wilayah Bandung Barat ini.

Fidi mengaku mengalami gangguan penglihatan sejak usia tujuh tahun. Saat itu, dia mengalami demam panas diikuti dengan meredupnya cahaya dari penglihatannya. Dokter mendiagnosa Fidi terkena retinus pigmentosa. Sejak itu ia tidak bisa melihat.

“Saya sempat minder dan malu bersekolah. Namun berkat dorongan dari orangtua, saya akhirnya kembali mau bersekolah dan Alhamdulillah bisa menyelesaikan sarjana S1 di Fakultas Tarbiah IAIN Sunan Kalijaga dan beraktifitas mengajar sehari-harinya,” kisah Fidi.

Fidi mengaku optimis akan masa depan yang akan dijalani di tempat mengajarnya yang baru.

Baca juga: Cerita Iqbal, Penyandang Tuna Netra, Ikut Pemilu untuk Pertama Kalinya

Rasa tidak percaya akan kelulusan menjadi CPNS juga dirasakan oleh Baihaqi. Penyandang gelar master dari Fakultas Usuluddin UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini juga dinyatakan lulus menjadi CPNS di jajaran Kementrian Agama wilayah Aceh.

Tak tanggung-tanggung, ia menjadi lulusan passing grade satu-satunya untuk penyandang tunanetra yang lulus dari uji tes pegawai negeri sipil.

Selain senang, Baihaqi juga bingung karena harus mengajar anak-anak.

Sejak lulus dari program strata 2 UIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun 2016 lalu, Baihaqi sehari-hari beraktifitas sebagai asisten dosen di kampusnya di Fakultas Ushuluddin.

“Nanti saya harus mengajar anak-anak, ini mungkin sedikit membuat saya grogi, karena belum pernah menghadapi anak-anak. Kemudian nanti saya juga harus menyesuaikan diri dengan penggunaan papan tulis dan kapur, mungkin seperti itu. Tapi itu tak jadi halangan bai saya,” ujar Baihaqi sambil tersenyum.

Baca juga: Kibor Piano untuk Mbah Jo, Pemijat Tuna Netra di Terminal Banyuwangi

Baihaqi lulus CPNS dengan penempatan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 42 Sungai Limpa, Sibreh, Aceh Besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com