Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Sosok Mbah Arjo, Kakek Berusia 193 Tahun, Temani Presiden Soekarno Ritual hingga Banyak Minum Air Putih

Kompas.com - 25/05/2019, 14:09 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sosok Mbah Arjo, warga Dusun Sukomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menjadi perbincangan warganet akhir-akhir ini.

Berdasar informasi yang dihimpun Kompas.com, Mbah Arjo meninggal dunia pada hari Selasa (21/5/2019) saat usianya 193 tahun.

Setahun lalu, Tribunjatim pernah menemui Mbah Arjo di rumahnya. Saat itu, dirinya menceritakan pengalamannya saat menemani Presiden Soekarno melakukan ritual.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Sesuai data kelurahan, Mbah Arjo lahir tahun 1825

Ilustrasi KTPShutterstock.com Ilustrasi KTP

Meski tak ada bukti tertulis atau kesaksian orang lain, Mbah Arjo mengklaim usianya sudah 200 tahun lebih.

Namun, sesuai data di balai desanya, Mbah Arjo tercatat kelahiran 1825. Hal itu dijelaskan oleh Widodo, Kades Gadungan.

"Data di kependudukan desa kami, Mbah Arjo tercatat kelahiran Desa Gadungan pada 19 Januari 1825. Data pendukungnya, ya enggak ada. Cuma, kakek saya Mbah Mawiro Pradio yang kelahiran 1918 saja, memangil Mbah Arjo itu kakek. Berarti bisa dibayangkan, kalau Mbah Arjo sudah sangat tua. Mbah saya itu baru meninggal tahun 1990," ungkap Widodo, yang usianya baru 48.

Saat ditemui Minggu (14/1/2018) pukul 09.00 WIB oleh TribunJatim, Mbah Arjo sedang duduk di rumah sederhana dengan ukuran 3 x 4 meter.

Dinding rumahnya berasal dari bambu (gedek), tetapi sebagian belum dianyam dan cukup dipaku. Atapnya terbuat dari alang-alang bercampur jerami.

"Sejak saya tinggal di sini (1990-an), ya ini rumah saya. Ini saya tempati dengan anak perempuan saya," tutur Mbah Arjo.

Saat itu, bicaranya masih lancar, tetapi mengatakan sudah setahun kesulitan jalan.

Baca Juga: Mbah Arjo, Manusia Tertua di Indonesia yang Meninggal Usia 193 Tahun, Mengaku Pernah Temani Soekarno Ritual

2. Tinggal di lereng Gunung Kelud

Ratusan wisatawan lokal maupun asing berkunjung ke kawasan wisata Gunung Api Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (15/6/2008). Gunung Kelud kembali meletus Kamis (13/2/2014) malam.KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI Ratusan wisatawan lokal maupun asing berkunjung ke kawasan wisata Gunung Api Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (15/6/2008). Gunung Kelud kembali meletus Kamis (13/2/2014) malam.

Sejak tahun 1990-an, Mbah Arjo tinggal bersama anaknya, Ginem (53). Ginem merupakan anak ke-18 dari istri yang keenam Mbah Arjo.

Tempat tinggal Mbah Arjo hanya berjarak 10 kilometer dari puncak Gunung Kelud.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com