Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Keselamatan Nelayan dan Wisatawan, Buaya Muara di Nusakambangan Bakal Dievakuasi

Kompas.com - 25/05/2019, 09:45 WIB
Iqbal Fahmi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - Kemunculan buaya muara (Crocodylus porosus) di perairan Laguna Segara Anakan dan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, menjadi perkara dilematis.

Di satu sisi, wilayah perairan di mana predator itu berkeliaran merupakan kawasan wisata yang ramai pengunjung.

Di sisi lain, buaya muara merupakan satwa dilindungi yang tidak boleh diburu dan dibunuh.

Koordinator Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Konservasi II Jawa Tengah Resort Cilacap, Endi Suryo Heksianto mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan selama beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Buaya Terlihat di Nusakambangan, Nelayan Diimbau Tak Melaut Sendirian

 

Dia memperkirakan, buaya muara yang terpantau di perairan Nusakambangan Cilacap tersebut hanya berjumlah satu ekor.

“Ukurannya sekitar dua meter, usianya diperkirakan 10 tahun, kemungkinan cuma satu ekor,” kata Endi.

Hingga saat ini, BKSDA belum dapat mengambil kesimpulan terkait dugaan dari mana buaya muara ini berasal.

Endi hanya menyebut ada tiga kemungkinan mengapa predator air dewasa tersebut bisa tiba-tiba muncul di kawasan perairan ramai seperti Laguna Segara Anakan.

“Kemungkinan pertama bisa jadi buaya yang berasal dari Sungai Citanduy, atau bisa jadi buaya yang sempat membuat gempar di Kebumen dan Pantai Widarapayung, atau kemungkinan terakhir merupakan peliharaan warga yang lepas,” ujar dia.

Meski demikian, Endi tidak heran jika buaya tersebut memilih untuk bermigrasi ke kawasan Nusakambangan.

Sebab, hutan bakau di pulau penjara kelas kakap tersebut masih sangat asri. Selain itu, perairan dangkal yang tenang di selat antara Nusakambangan dan Cilacap menjamin ketersediaan pakan alami bagi sang predator.

Baca juga: Buaya Sepanjang Dua Meter Hantui Nelayan di Cilacap dan Nusakambangan

“Selain itu, di tempat buaya terakhir terlihat sudah dikenal warga setempat dengan julukan Tikungan Buaya. Itu dulunya habitat buaya asli Nusakambangan, sekitar 20 tahun lalu masih banyak (buaya),” ungkap dia.

Putuskan evakuasi buaya

Untuk mengantisipasi terjadinya konflik dengan manusia, BKSDA memutuskan untuk melakukan tindakan evakuasi buaya muara yang berkeliaran di Nusakambangan Cilacap, Sabtu (25/5/2019).

Endi mengatakan, tim gabungan yang terdiri dari Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP), Polair dan Lanal tengah menyusun strategi untuk menangkap buaya tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com