Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpapar Antraks, Ternak di Gunungkidul Diisolasi

Kompas.com - 23/05/2019, 18:21 WIB
Markus Yuwono,
Rachmawati

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, melarang seluruh hewan ternak Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo dibawa keluar sampai vaksinasi selesai.

Selain itu, angkutan ternak juga dilarang melintas ring road utara Gunungkidul untuk mengantisipasi penularan.

"Hari ini kita sudah berkoordinasi dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang terkait dengan antraks ini. Memang sudah postif di Gunungkidul sehingga mereka harus sudah menyadari tugas pokoknya," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Gunungkidul, Azman latief, di kantor Pemkab Gunungkidul Kamis (23/5/2019).

Baca juga: 7 Fakta Sapi Terjangkit Antraks, Pertama Kali di Gunungkidul hingga Cara Penularan ke Manusia

Ia mengatakan, Dinas Perhubungan akan melakukan pemantauan dan melarang kendaraan pengangkut sapi melintas di sekitar wilayah Desa Bejiharjo.

Hal tersebut perlu dilakukan karena daerah Grogol merupakan jalur yang digunakan menuju pasar hewan baik itu Pasar Hewan Siyono atau Semanu.

"Melokalisir tempat itu sehingga lalu lintas ternak akan dilarang melalui tempat itu. Kami sudah koordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk membuat aturannya. Jadi lalu lintas ternak akan dilewatkan melalui jalur lainnya,"ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga akan mempersiapkan anggaran terkait pemberian vaksin terhadap hewan ternak di seluruh Desa Bejiharjo, tanpa kecuali.

Vaksinasi akan dilakukan selama 10 tahun ke depan setiap dua tahun sekali. Hal itu dilakukan sebagai upaya pemkab untuk menjaga Gunungkidul sebagai gudang ternak DIY.

"Kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit antraks,"ujarnya.

Baca juga: Antraks Merebak di Gunungkidul Yogyakarta, Warga Diimbau Tidak Panik

Sementara itu, Kepala Balai Besar Veteriner Wates, Bagoes Poermadjaja menyampaikan ciri-ciri hewan yang terpapar antraks, antara lain limpa membesar dan darah yang keluar tidak akan membeku.

Selain itu, masyarakat juga perlu diberi tahu bagaimana menangangi hewan ternak yang terpapar antraks.

"Yang paling berbahaya adalah jika daging sapi yang terpapar antraks tersebut dikonsumsi oleh manusia,"ucapnya.

Dari penelusuran pihaknya, daging yang mengandung bakteri antraks berasal dari wilayah Bejiharjo yang disembelih lalu dikirim ke wilayah Wates, Kulon Progo. Namun pihaknya sudah tidak lagi menemukan daging tersebut.

Baca juga: Lima Sapi di Gunungkidul Positif Antraks

Menurut dia, bakteri antraks yang ditemukan di Gunungkidul kemungkinan besar berasal dari luar daerah, karena selama ini Gunungkidul dikelilingi wilayah endemis antraks, seperti Kulon Progo, Pacitan, Wonogiri, dan juga Sragen.

"Untuk datangnya spora anthraks ini masih belum diketahui dari man. Yang jelas bukan dari Gunungkidul karena selama ini Gunungkidul adalah daerah bebas dari anthraks," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com