Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengais Rezeki dari Berburu Sampah Dollar di Selatan Karawang

Kompas.com - 21/05/2019, 11:46 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Alimin, warga Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang mengaku sudah tiga bulan mencari rezeki dengan memilah sampah impor.

Alimin dan sejumlah warga lain mengaku tergiur bekerja sebagai pemilah sampah yang didatangkan dari luar negeri itu lantaran tersebar rumor banyak ditemukan uang dollar. Sehingga, sejumlah warga itu tak keberatan bekerja di tempat tersebut.

"Banyak yang penasaran, tapi saya tidak pernah menemukan uang dollar, yang ada cuma plastik dan kaleng saja," kata Alimin.

Tugas Alimin dan kawan-kawan mengumpulkan dan menjual sampah kepada pengepul. Untuk setiap satu truk sampah, kata Alimin, pengepul membeli sampah seharga Rp 1 juta.

Seperti Senin (20/52019) siang, mereka tengah mengumpulkan tumpukan sampah impor itu untuk diangkut menggunakan truk. Beberapa sampah plastik tercecer yang ditemukan Kompas.com, bungkus makanan olahan buatan Amerika, misalnya Farmer John atau Jack Links.

Baca juga: Ada Sampah Plastik di Kedalaman 11 Km Palung Mariana

Sampah impor tersebut didatangkan oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills 3. Anak perusahaan tersebut menjadikan sampah sebagai bahan baku kertas cokelat.

Mei Yudi Pransuri, bagian produksi castcoat PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills mengatakan, sampah impor itu didatangkan oleh perusahaannya untuk bahan baku kertas cokelat atau Brown Paper.

Sementara tumpukan sampah di samping pabrik anak perusahaan Sinar Mas tersebut merupakan eksesnya, di antaranya alumunium, plastik, dan lainnya.

"Kami sudah menunjuk vendor dari sini, tapi nyatanya tidak dimusnahkan. Makanya kami ambil kembali sebagai upaya menangani permasalahan sampah ini," kata Yudi.

Tak hanya di samping, di dalam pabrik pun menggunung sampah impor yang diikat menyerupai kubus.

Kubusan sampah itu ditumpuk di sepanjang jalan pabrik. Bahkan jalan tersisa hanya satu ruas. Sejumlah pekerja nampak tengah mengangkut kubus sampah itu menggunakan forklift.

Baca juga: Kisah Perjuangan Alyza, Anak Tukang Sampah yang Diterima Kuliah di UGM

Bahan baku pabrik kertas

Berdasarkan salinan Adendum Andal Pindo Deli 3 tahun 2018 yang diterima Kompas.com, sampah itu didatangkan seiring perubahan produksi di pabrik tersebut. Mulanya pabrik itu memproduksi 900 ribu ton kertas putih per tahun menjadi 300 ribu ton per tahun.

Dalam dokumen itu, disebutkan jika Pindo Deli Pulp and Paper Mills 3 membutuhkan 10.800 ton pulp impor dengan tipe mixed paper, atau campuran kardus, koran dan majalah.

Ribuan ton pulp itu menghasilkan 11,11 persen sampah plastik setiap bulan.

Sampah yang terselip dalam bahan baku itu kemudian dijual dan dikelola warga sekitar. Akan tetapi, hanya 60 persen yang bisa didaur ulang.

Sementara sisanya berceceran di pemukiman warga. Bahkan diduga sampah berceceran diduga mencemari Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Cibeet.

"Kami mengangkut kembali sampah non-ekonomis ini, sesuai arahan Satgas Citarum Harum," kata Yudi.

Baca juga: Kisah Gadis Sampah, Dirisak karena Pungut Sampah tapi Dapat Penghargaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com