KOMPAS.com - Salah satu terduga teroris berinisial AR alias E hendak meledakkan bom di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 22 Mei 2019 atau bertepatan dengan penetapan hasil Pemilu 2019.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di lokasi penggerebekan, Sabtu (18/5/2019).
Sementara itu, rencana melakukan teror di gedung KPU di hari yang sama juga dilakukan oleh DY, salah satu tersangka yang ditangkap Densus 88 di Jepara, Jawa Tengah pada Selasa (15/4/2019).
Saat jumpa pers, polisi memutar video pengakuan DY yang berencana melakukan aksinya pada tanggal 22 Mei 2019 di Gedung KPU.
Berikut ini fakta lengkap penangkapan terduga teroris jelang penetapan hasil Pemilu 2019:
Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, terduga teroris AR, yang ditangkap di Kelurahan Nanggewer, RT 002 RW 003, Kecamatan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, berencana meledakan enam bom pada 22 Mei 2019 di Gedung KPU.
Menurut Polisi, aksi tersebut untuk menunjukkan eksistensi mereka kepada dunia internasional. Menurut polisi, keenam bom tersebut memiliki daya ledak tinggi (high explosive).
"Ada enam bom dari bahan TATP yang sudah jadi dan satu buah buku berisi tentang catatan membuat bom. Dipersiapkan untuk sasarannya thogut dan akan menyasar pada 22 Mei di depan KPU," katanya kepada awak media di lokasi, Sabtu (18/5/2019).
Baca Juga: Pengikut Jaringan ISIS Yang Ditangkap di Bogor Bekerja sebagai Tukang Parkir
Menurut Dedi, bulan puasa menjadi momentum bagi kelompok tersebut untuk melakukan serangan terhadap kegiatan masyarakat yang menjadi konsentrasi mereka.
"Momentumnya bulan puasa sebagai amaliah jihad mereka dan mengikuti dinamika perkembangan masyarakat saat ini seperti 22 Mei nanti untuk eksistensinya," ucapnya.
Seperti diketahui, dari hasil penggeledahan, polisi mengamankan jenis senjata softgun dan bahan pembuat bom, seperti nitrogen, orea, sulfur, haseton, H2SO4, H2O2, KN03, aluminium, potasium, offoil, tiner, dan paku. Ditemukan juga alat penggerus (tumbuk), gas kimia, rangkaian detonator, serta satu buah panci presto.
"Bahan dasarnya mereka beli online atau didapat dari toko kimia. Saat ini terus kami dalami semua jejak digitalnya," ujarnya.
Baca Juga: Terduga Teroris di Bogor Hendak Ledakan Bom Saat Penetapan Hasil Pemilu di Depan Kantor KPU