Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Ini Pilih Lepaskan Bantuan Pemerintah agar Bisa Hidup Mandiri

Kompas.com - 14/05/2019, 21:58 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Ipung Wiryanti (42), memilih untuk mengundurkan diri sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada Program Keluarga Harapan (PKH). PKH merupakan program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin (KM) dari Kementerian Sosial.

Warga Kampung Wates Beningan, Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah itu ingin berjuang secara mandiri tanpa terus bergantung pada bantuan pemerintah.

"Saya ingin maju, saya putuskan untuk mundur dari PKH. Masa bergantung terus sama bantuan pemerintah," ujar Ipung, ditemui di rumahnya, Selasa (14/5/2019).

Baca juga: Hafidh, Anak Penjual Mainan, Raih Nilai UNBK Sempurna dengan Rata-rata 100

Sejak 2015, ibu tiga anak itu tercatat sebagai KPM dan menerima bantuan senilai Rp 1,5 juta setiap tiga bulan. Ia bertekad bulat tidak lagi menerima bantuan PKH mulai tahun ini.

Sebelumnya, bantuan tersebut ia gunakan untuk membantu biaya sekolah dua anaknya, Tea Mawarsari (20) dan Yosa Febri Prasetya (18). Sebagian lagi untuk menambah modal berjualan sembako dan baju secara online.

Selain itu, ia juga menjadi sales sebuah minuman fermentasi keliling.

Usaha dan kerja keras Ipung tersebut tidak lain untuk membantu sang suami, Susanto (43), yang bekerja sebagai tukang servis kamera. Terlebih mereka juga harus menanggung biaya pengobatan anak bungsunya, Yoga Raharja (16), yang menderita penyakit hidrosefalus.

Baca juga: Cerita Farid Jadi Ketua KPPS Muda Saat Tak Ada Orang Lain yang Mau...

Ia mengakui biaya pengobatan penyakit anaknya tidak sedikit. Ipung memiliki BPJS tapi enggan memanfaatkannya karena prosedur yang terlalu memberatkan baginya. Sehingga ia putuskan untuk ke dokter dekat rumahnya.

"Kalau pakai BPJS harus minta rujukan ke puskesmas, harus bawa anak saya. Saya tidak sanggup gendong atau bawa anak bungsu ke puskemas," ungkapnya.

Di tengah kondisinya itu Ipung tetap bersyukur. Apa yang menjadi keputusannya keluar dari PKH diharapkan menjadi motivasi bagi KPM lainnya. Diharapkan pula bantuan PKH dapat tepat sasaran kepada yang benar-benar membutuhkan.

"Semoga bantuan PKH yang saya lepas ini bisa untuk yang lain, yang benar-benar membutuhkan," tuturnya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Magelang, Hardi Siswantono mengatakan, setiap tahun jumlah KPM yang mundur mengalami peningkatan.

Rinciaannya, pada 2016 ada 2 KPM, 2017 ada 4 KPM, 2018 ada 5 orang, dan 2019 ada 11 KPM.

"Sejak tahun 2016-2019 tercatat ada 22 KPM yang mundur karena mampu dan mandiri. Di Kota Magelang PKH diluncurkan tahun 2015," jelas Hardi.

Untuk tahun ini, tujuh KPM termasuk Ipung Wuryanti masuk kategori graduasi mandiri yang merupakan indikator keberhasilan KPM peserta PKH.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com