Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Merekam Video Ancam Penggal Jokowi, Agnes Maafkan Netizen

Kompas.com - 13/05/2019, 17:16 WIB
Budiyanto ,
Rachmawati

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Agnes Kusumahandari (53) guru SDN Citamiang 1 Kota Sukabumi, Jawa Barat mengaku memaafkan para netizen yang telah menuding dan memfitnah dirinya.

Nama Agnes sempat viral karena dianggap sebagai wanita yang merekam video pelaku pengancaman terhadap Presiden Joko Widodosaat demo di Bawaslu beberapa waktu lalu.

Bahkan, Agnes memilih tidak akan melanjutkan perkaranya ke proses hukum

"Kepada siapapun yang menyebarkan fitnah, jangan takut. Saya tidak akan menuntut balik. Bahkan saya akan mendoakan mereka agar dihapuskan dosa-dosanya," ungkap Agnes kepada wartawan saat ditemui di SDN Citamiang 1, Senin (13/5/2019) siang.

Baca juga: Polisi: Perekam Video Viral Ancam Penggal Jokowi Bukan Wanita Sukabumi

"Dan masalah yang saya alami ini menjadi ujian bagi saya dimana Allah akan meningkatkan derajat saya," sambung guru wali kelas VI ini

Ia mengaku baru mengetahui tudingan dan fitnah kepadanya pada hari Minggu (12/5/2019) sore.

Saat itu, teman alumni SMP ingin mengklarifikasi keterlibatan dirinya dalam video ancaman kepada Presiden Jokowi.

"Teman saya ingin mengklarifikasi apakah saya yang mengaminkan pemuda yang akan memenggal Pesiden Jokowi dalam video itu," ujar warga Desa Babakan, Kecamatan Cisaat itu.

Agnes sempat kaget mendengar hal tersebut dan baru melihat video yang dikirimkan teman melalui Whatsapp pada Minggu petang sekitar pukul 17:30 WIB.

Baca juga: Video yang Adu Domba TNI-Polri Berkaitan dengan Pemilu, Polisi Himbau Warga Tak Terprovokasi

Setelah melihat video itu, ia mengatakan wanita dalam video itu tidak ada kemiripan dengan dirinya.

"Dari hidungnya saja sudah jelas jauh berbeda. Begitu pun giginya," jelas Agnes sambil memperlihatkan video yang viral kepada jurnalis.

Agnes memastikan wanita yang ada dalam video saat aksi unjuk rasa di Jakarta, Jumat, (10/5/2019) bukan dirinya.

Dia menuturkan, saat demo itu berlangsung ia sedang berada di Sukabumi. Sesuai absen, sejak pukul 07.50 WIB hingga 14.12 WIB, Agnes berada di sekolah.

Setelah pulang dari sekolah, Agnes belanja di toko kelontong di sekitar Odeon Jalan Palabuhan dua. Dia sempat transaksi menggunakan debit BCA dan mendapatkan nota yang dia simpan sebagai bukti.

Baca juga: Polisi Buru Perempuan yang Diduga Rekam dan Sebarkan Video Ancaman ke Jokowi

Dalam nota tersebut tertulis waktu transaksi yakni Jumat, 10 Mei 2019 pukul 15.10 WIB. Setelah itu dia tidak pergi kemana-mana dan tinggal di rumah.

"Jadi saya pastikan bahwa wanita yang ada dalam video itu bukan saya. Karena saya berada di Sukabumi. Saya tidak menerima fitnah keberlanjutan ini," tutur Agnes yang juga memperlihatkan nota miliknya.

Diberitakan sebelumnya Kepala Polres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo mengatakan wanita yang merekam video pelaku pengancaman terhadap Presiden RI Joko Widodo bukan guru SDN Citamiang 1, Kota Sukabumi.

Polres Sukabumi Kota telah mengklarifikasi terkait viralnya video ancaman akan memenggal kepala Jokowi pada aksi unjuk rasa di Jakarta dan tersiar bahwa pelaku perekaman bernama Agnes Kusumahandari, wanita asal Sukabumi.

"Atas viralnya berita tersebut, Ibu Agnes secara sukarela menghubungi Polres Sukabumi Kota Minggu malam untuk mengklarifikasi bahwa wanita tersebut bukan dirinya," kata Susatyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com