MAGETAN , KOMPAS.com - Pesantren Hidayatul Mubta’din di Desa Plumpung Kabupaten Magetan Jawa Timur ini memiliki sebuah terowongan yang diberi nama Terowongan Akhirat.
Setiap santri yang akan menuju lantai dasar dipastikan akan melewati terowongan dengan tulisan yang berwana kuning tersebut. Terowongan yang berada di samping masjid tersebut, menuju ke lantai dasar yang terdapat aula untuk mengaji serta sejumlah kamar santriwati.
Secara otomatis, para santri akan melewati terowongan tersebut setiap hari.
Baca juga: Ramadhan, Jatim Surplus Stok Daging dan Telur Ayam
Pimpinan Podok Pesantren Hidayatul Mubta’din, Kiai Lukman mengatakan keberadaan terowongan tersebut hanyalah sebuah simbol bahwa di pesantren yang dipimpinnya tersebut setiap santri harus ingat akan kematian. Selain menuntut ilmu untuk dunia, mereka juga harus mengingat akhirat.
”Santri boleh menimba ilmu dunia tetapi tetap harus mengingat kematian dengan keberadaan terowongan akhirat. Santri yang nakal juga jadi ingat untuk membatasi diri,” ujarnya kepada Kompas.com Sabtu (11/05/2019).
Baca juga: Wali Kota Semarang: Ramadhan Momen Pemersatu Masyarakat
Keberadaan terowongan akhirat tersebut menurut Kyai Lukman berdampak pada perilaku para santri. Mereka yang kebanyakan mondok di pesantren usai sekolah tersebut lebih serius mendalami ilmu agama selama tinggal di pondok pesantren.
Saat bulan Ramadhan, Pondok Pesantren Hidayatul Mubta’din menampung lebih 2.000 santri dari berbagai sekolah di Magetan untuk mondok dan mendalami ilmu agama selama sebulan penuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.