Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kericuhan Rutan Siak Berawal dari Temuan Narkoba Milik Warga Binaan

Kompas.com - 11/05/2019, 12:59 WIB
Idon Tanjung,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com — Kapolres Siak AKBP Ahmad David mengatakan, kericuhan dan pembakaran Rutan Kelas IIB Siak Sri Indrapura, Riau, berawal dari temuan narkoba di dalam rutan, Sabtu (11/5/2019). 

Narkoba tersebut ditemukan dari seorang wanita warga binaan.

Petugas rutan kemudian menginformasikan temuan itu ke pihak kepolisian, yang langsung melakukan pemeriksaan terhadap wanita tersebut. 

"Awalnya petugas Rutan Siak menginformasikan kepada Kasat Narkoba Polres Siak terkait temuan narkotika diduga sabu, satu gempal begitu ya. Tapi belum kami timbang berapa beratnya," kata David saat diwawancarai wartawan, Sabtu.

Baca juga: Pasca-kericuhan, 34 Napi Kabur dari Rutan Siak

Setelah dilakukan pemeriksaan dan interogasi, warga binaan itu kemudian dikembalikan ke petugas jaga rutan.

Namun, tak lama setelah penyerahan itu terjadi kericuhan di dalam rutan. Kericuhan itu diduga dipicu petugas sipir yang memukul narapidana.

Hal itu memantik narapidana lain yang akhirnya membuat kericuhan. Para napi diduga membakar bagian depan rutan yang mengakibatkan kebakaran besar. Saat itu juga, sejumlah narapidana melarikan diri.

"Terkait kericuhan antara petugas sipir dan warga binaan masih kami lakukan pendalaman, termasuk temuan narkoba. Dugaan sementara pemicu kericuhan, ada petugas sipir yang mungkin melakukan perbuatan yang tidak baik di dalam terhadap warga binaan," ujar David.

Baca juga: Pintu Masuk ke Pekanbaru Dijaga Ketat Pasca-Kaburnya Napi Rutan Siak

Saat ini petugas kepolisian tengah mengejar para napi yang kabur. Salah satunya dengan menjaga ketat wilayah yang menjadi pintu masuk menuju Pekanbaru.

Diberitakan sebelumnya, Rutan Kelas IIB Siak Sri Indrapura dibakar warga binaan, Sabtu dini hari. Pembakaran itu terjadi setelah kericuhan antara petugas rutan dan warga binaan.

Hingga saat ini ada 34 napi yang kabur dan masih dilakukan pengejaran. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com