Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemda Cirebon Beri Santunan dan Penghargaan kepada 12 KPPS yang Meninggal

Kompas.com - 10/05/2019, 14:42 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Rachmawati

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon memberikan penghargaan dan santunan kepada 12 petugas pemilu yang gugur saat pelaksanaan pemilu serentak 2019. Penghargaan diberikan di ruang Paseban, kantor Pemda Cirebon, Jumat (10/5/2019).

Penghargaan langsung diserahkan Penjabat Bupati Cirebon Dicky Saromi, bersama Sekretaris Daerah Rahmat Sutrisno kepada 12 anggota keluarga atau ahli waris yang mewakili.

Keduanya menyalami satu persatu perwakilan keluarga sambil menyerahkan piagam penghargaan dan santunan sekaligus mengucapkan bela sungkawa serta terimakasih atas jasa dan upaya yang bersangkutan membantu menyukseskan pemilu.

Baca juga: Awal Puasa, Harga Bumbu Dapur di Cirebon Mulai Turun

12 warga yang meninggal bertugas sebagai Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara dan petugas keamanan di TPS.

“Selain penghargaan dalam bentuk uang, saya juga memberikan dalam bentuk piagam kepada petugas KPPS yang telah melaksanakan tugas tetapi harus dipanggil ke rahmatullah. Seluruhnya ada 12 orang.Tujuh orang hadir dan lima orang nanti kita susulkan,” kata Dicky kepada sejumlah jurnalis setelah memberikan penghargaan.

Dicky juga menyampaikan, pihaknya juga memberikan perhatian kepada petugas KPPS yang sakit, namun hingga saat ini ia belum memegang data jumlahnya.

Sementara itu Satria Widodo, yang mewakili keluarga Letkol Inf Ngadiono Supaat, anggota KPPS yang meninggal dunia diduga karena kelelahan, mengucapkan terimakasih atas penghargaan tersebut.

“Proses penyerahan berjalan lancar. Ini dapet piagam sama beberapa santunan dari Bupati. Saya mengucapkan terimakasih banyak atas perhatian pemda untuk korban yang meninggal dunia,” kata Satria.

Baca juga: Drugdag, Tradisi Pukul Bedug Sambut Ramadhan ala Keraton Cirebon

Kompas.com sempat menanyakan santunan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada para korban. Satria menjawab, dirinya bersama keluarga sudah menghadiri pemanggilan tersebut, namun hingga hari ini santunan itu belum diterima.

“Kemarin kami sudah datang. Tapi kalo untuk masuknya belum. Belum ada kabar, belum menerima,” kata Satria.

Putra pertama dari tiga bersaudara pasangan (alm) Ngadiono Supaat dan Sri Mindarwati, berharap pemilu serentak 2019 ini dievaluasi agar tidak lagi memakan korban.

Melihat kerja Ngadiono Supaat, Satria menyebut pemilu kali ini paling berbeda dan melelahkan karena memiliki beban tugas dan waktu yang cukup banyak.

“Harapan saya, untuk jadi pelajaran yang sekarang. Dan ke depan diubah jadi lebih baik. Jangan sampai terulang lagi. Ini kan memakan korban banyak,” kata Satria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com