Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Jatuh Bangun, Mantan PNS Ini Sukses Kembangkan Bisnis Jersey Beromset Rp 36 M per Tahun

Kompas.com - 07/05/2019, 05:15 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi


SOLO, KOMPAS.com - Kegagalan dalam berbisnis merupakan sesuatu hal yang wajar. Namun, tidak sedikit dari mereka yang putus asa dan menyerah. Mereka tak mau membangun bisnisnya kembali karena takut gagal atau bangkrut.

Lain halnya dengan Jumariyanto (38), warga Kampung Kaloran, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Ia justru menjadikan kegagalan itu sebagai pelajaran berharga bagi dirinya.

Pendiri sekaligus owner PT Regarsport Industri Indonesia, sebuah perusahaan konveksi pembuatan jersey atau pakaian olahraga ini mengatakan dirinya pernah beberapa kali gagal dalam berbinis.

Baca juga: Kisah Ali Fauzi Beri Kehidupan Baru bagi Mantan Napi Terorisme

Dia menceritakan, sebelum berhasil membangun dan membesarkan perusahaan konveksi pembuatan jersey beromzet Rp 36 miliar per tahun itu, pada tahun 2013 dirinya pernah berbisnis ketela pohon.

Ia menyewa lahan seluas empat hektar untuk mengembangkan bisnisnya tersebut. Lahan empat hektar ia tanami ketela pohon. Namun, bisnisnya tersebut tidak bertahan lama karena bangkrut.

Masih tahun yang sama, Jumariyanto juga berbisnis sembako 'on the road' berupa penjualan beras.

Beras ini ia jual dengan menggunakan sistem penjualan online WhatsApp (WA), Short Message Service (SMS) maupun BlackBerry Messenger (BBM) di area Wonogiri.

Setiap ada yang pesan, ia antarkan meskipun jaraknya 5 kilometer. Bisnisnya tersebut berjalan cukup lama, namun keuntungan yang ia dapatkan sangat kecil. Sehingga, bisnis sembako 'on the road' pun ia tinggalkan atau tidak diteruskan.

Kemudian, Jumariyanto berbisnis budidaya lele. Bahkan, ayah tiga anak ini mengatakan telah memiliki sebanyak 120 kolam lele dengan target per minggunya sebanyak satu ton ikan lele. Ia juga mengembangkan bisnisnya dengan membuka waralaba lele chip network.

"Dan terjual sampai ke Denpasar, Samarinda, Tangerang dan lainnya. Namun, saya putuskan dipailitkan karena penataan SDM-nya dari awal salah. Posisi saya saat itu PNS. Kalau saya kembangkan lagi enam bulan pasti hancur," kata Jumariyanto kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Jumat (3/5/2019).

Baca juga: Kisah Agus, Petugas KPPS yang Meninggal Saat Tidur, Sempat Berikan Honor kepada Sang Istri (1)

Karena semua bisnis yang ia geluti tersebut belum ada yang berhasil, pria kelahiran Wonogiri, 9 Juni 1981 ini mencoba menjadi reseller dengan menjualkan produk olahraga milik orang lain. Ada raket, bola, sepatu, kostum dan produk olahraga lainnya.

Jumariyanto juga membuat sebuah analisa SWOT atau metode perencanaan strategi untuk produk olahraga yang paling banyak terjual. Tujuannya, untuk menganalisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi.

"Ternyata ada karakter di voli itu yang tidak ditemukan di olahraga lain. Contohnya, saya menjual sepatu voli harganya Rp 1,5 juta. Saya kaget karena satu bulan itu bisa menjual 25 pasang sepatu," terang mantan PNS Pemkab Wonogiri itu.

Dari reseller produk olahraga itu Jumariyanto memberanikan diri untuk merintis bisnis pembuatan jersey voli bernama RegarSport Indonesia pada tahun 2014. RegarSport sendiri diambil dari nama anak pertamanya, yaitu Regar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com